[PORTAL-ISLAM] Karma atau apalah bahasa kalian, saya hanya ingin menulis sebuah kisah di mana saya menjadi saksi dari sebuah pengkhianatan.
Saya tidak akan menulis detail, saya akan persingkat saja. Jadi ketika Pak Jokowi sudah mulai dilirik Bu Mega, persoalan muncul karena P DIP hanya punya 11 kursi ( kalau tidak salah) jadi tidak bisa mendaftar sendiri, diperlukan 4 kursi lagi. Pak Jokowi yang tidak begitu mengenal orang politik dan punya uang untuk memberi mahar partai politik, akhirnya menghubungi Hasjim Djojohadikusumo yang tak lain adalah adik Pak PS, untuk mendukungnya karena Gerindra punya 6 kursi.
Ternyata meski kursi sudah cukup utk mendaftar, namun Bu Mega masih belum memberikan restu untuk Jokowi ( kala itu belum ada pasangannya). Lalu Prabowo-lah yg berjibaku melobi Megawati agar P DIP mau mencalonkan Jokowi.
Untuk meyakinkan Bu Mega, Prabowo kemudian mengajak JK utk memastikan bahwa, ia ( Prabowo yang akan mencari dananya), karena waktu itu alasan Bu Mega tidak mencalonkan Jokowi karena P DIP gak punya modal untuk membiayai Jokowi.
Saat restu Megawati sudah dikantongi, persoalan muncul, siapa yang jadi wakilnya Jokowi? Dan atas rekomendasi Hasjim Prabowo akhirnya menerima nama Ahok yang kala itu hanya anggota komisi II DPR RI dari fraksi Golkar, yg juga mantan Bupati Belitung Timur yang pernah Nyagub di Babel tapi gagal.
Saat nama Ahok disodorkan Pak PS ke Bu Mega sebetulnya kurang sreg, dan lebih sreg memilih satu nama (maaf tidak saya sebutkan). Bahkan Jokowi terang -terangan keberatan berpasangan dengan Ahok . Kok saya tahu? Sekitar pukul 10 malam sebelum esok mendaftar ke KPU. Jokowi menelpon saya dan curhat soal keberatannya berpasangan dengan Ahok. Lalu saya mendorong dia (Pak Jokowi) untuk menerima, karena dia pilihan Prabowo, saya khawatir kalau Pak Jokowi pilih sendiri, nanti Gerindra batal memberikan kursinya. Setelah panjang lebar saya bicara dengan Pak Jokowi ( nomer tlp saya masih sama, kalau saya bohong pasti masih ada rekamannya yang bisa dibuka), akhirnya Pak Jokowi legowo menerima Ahok sebagai pasangannya.
Sekedar informasi teman, sebelum akhirnya Prabowo pindah ke lain hati dukung Jokowi dan bawa Ahok sebagai wakilnya, Gerindra sudah mendukung (menandatangani surat dukungan ) untuk mendukung Foke dengan janji mahar yg tidak kecil.
Sikap Prabowo yg malah mati -matian mendukung Jokowi dan Ahok, membuat pengurus DPP Gerindra kalang kabut, karena sudah berjanji dan teken mendukung Foke.
Prabowo ngotot mendukung Jokowi dan Ahok, dengan alasan karena keduanya masih muda , berasal dari daerah, dan dalam kaca mata Prabowo memiliki hati "merah putih", dimana Prabowo berharap bisa membawa kemajuan bagi Jakarta.
Puluhan miliar uang Hasjim (adik Prabowo) dan juga uang pribadi Prabowo digunakan untuk memenangkan pasangan ini. Dan luar biasa dengan dana yang tidak apa-apanya dibanding Foke, lewat tangan dingin Prabowo yang kala itu masih punya hubungan "mesra" dengan Megawati, maka pasangan ini akhirnya menang.
Namun apa akhirnya yang diterima Prabowo ??? Sebuah pengkhianatan. Pengkhianatan pertama terjadi saat Ahok keluar dari Gerindra dengan statement-statment yang sangat menyudutkan Gerindra, kemudian yang kedua, Ahok yang tadinya NOTHING dan diangkat derajatnya oleh Prabowo jadi Wakil Gubernur DKI, ternyata tidak mendukung Prabowo saat Pilpres, tetapi malah mendukung Jokowi saat Pilpres.
Lihat di foto yang saya sertakan, betapa tulus dan bangganya Prabowo saat menerima Ahok di rumahnya, tak lama setelah Ahok dilantik jadi Wagub. Dan saat Ahok datang ke Hambalang kemudian bertanya pada Prabowo, Pak Prabowo minta apa karena sudah membantu dia jadi Wagub?
Prabowo menggeleng tegas sambil mengatakan, "Saya tidak minta apa-apa, jadilah Anda Pejabat yang baik, pejabat yang tidak korup dan mencintai rakyat, " ujar Prabowo dengan suara luar biasa tulus dan bijak bak seorang ayah pada anaknya. Tak hanya itu, Prabowo juga berpesan bahkan kalau ada orang-orang Gerindra yang minta proyek, ia minta Ahok lapor kepadanya.
Teman, namun ketulusan itu akhirnya dibalas air tuba, namun Prabowo tidak pernah marah atau membalas atas pengkhiantan itu, bahkan saat kemarin Ahok sudah kalah, dia meminta pendukungnya untuk tidak mengolok -olok Ahok.
Ahok yang bukan siapa-siapa kemudian menjadi legendaris karena ketulusan Prabowo yg mengangkatnya, namun kemudian mengkhianati Prabowo dan keluarganya, kini berada di Cipinang.
Ini pembelajaran kita semua, jangan pernah menjahati atau berkhianat pada orang yg tulus ikhlas membantu kita.
Dalam hal ini Prabowo sendiri tidak memiliki dendam, karena dia pernah bilang saking sering dikhianati ia sudah resisten terhadap rasa sakit. Bahkan ia selalu memaafkan siapa saja yg menyakitinya. Namun Allah tentu tidak begitu saja menerima hambanya yang tulus dikhianati, apakah kini Ahok menerima sebuah KARMA atas kebaikkan dan ketulusan seorang Prabowo? Allahualam...
Pesan saya hati-hati saja yg sudah berkhianat pada Pak PS, siapa tau akan menyusul seperti halnya Ahok....
Oleh Nanik S Deyang