Pic: courtesy of @mahasiswa_news |
[PORTAL-ISLAM] Aksi Bela Islam yang muncul sebagai reaksi atas ulah seorang penista agama tak hanya terjadi pada era milenium ketiga ini.
Jauh hari sebelum Ahok mengutak atik dan meributkan surat Al Maidah 51, sejarah Indonesia mencatat beberapa nama yang gigih membela kehormatan agama.
Salah satu tokoh yang tercatat oleh sejarah adalah Haji Omar Said Tjokroaminoto. Beliau memimpin demonstrasi umat Islam, persis seperti Aksi Bela Islam saat ini.
Kisahnya bermula dari sebuah harian bernama "Djawi Hisworo" yang pada awal Januari 1918 memuat artikel yang berisi penghinaan terhadap Nabi Muhammad SAW. Penulisnya Djojodikoro dan judulnya "Pertjakapan Antara Martho dan Djojo".
"Gusti Kandjeng Nabi Rasoel minoem AVH, minoem Opium, dan kadang soeka mengisep Opium", demikian salah satu kutipan dalam tulisan tersebut.
Penistaan itu membuat geram umat Islam. H.O.S Tjokroaminoto dengan cepat membentuk organisasi bernama Tentara Kanjeng Nabi Muhammad (TKNM) yang langsung dipimpinnya. TKNM mengajak rakyat Indonesia untuk menghadiri rapat besar di Kebun Raya Surabaya, pada 6 Februari 1918. Kegiatan ini sebagai sikap penolakan kaum muslimin terhadap penghinaan Nabi SAW
Menurut "Jang Oetama : Jejak Perjuangan H.O.S Tjokroaminoto" karya A.D Mulawarman, tidak kurang dari 35.000 umat Islam hadir. Tuntutannya mendesak pemerintah Hindia Belanda dan Sunan Surakarta untuk segera mengadili Djojodikoro dan Martodarsono (pemilik surat kabar) atas kasus penistaan Nabi SAW.
Semangat serupa kini juga hadir saat seorang Gubernur mengutak atik Surat Al Maidah secara terus menerus dan menggunakannya sebagai alat politik dalam upaya meraup suara umat muslim.
Ahok telah berkali-kali menyitir Surat Al Maidah 51. Tak heran bila Habib Rizieq dan ulama lainnya geram lalu memimpin umat untuk menuntut keadilan.
Perjuangan membela Islam bukan soal pilkada yang hanya akan berakhir dalam hitungan hari dan tahun. Perjuangan membela Islam akan tertoreh dalam catatan sejarah dunia yang dikenang sepanjang zaman dan dicatat di akhirat.