[PORTAL-ISLAM] Komik Marvel terbaru, X-Men Gold #1 menuai kontroversi setelah adanya temuan simbol 212 dan QS 5:51.
Ternyata pembuatnya adalah komikus asli Indonesia asal Tulungagung Jawa Timur, Ardian Syaf.
Nama Ardian Syaf, komikus asal Indonesia yang bekerja di Marvel pun sontak jadi perbicangan dunia bahkan jadi Trending Topic Internasional (TTI) di jagad twitter dunia kemarin (9/4/2017).
Pasalnya, komik X-Men terbaru terbitan Marvel Comics dirudung kontroversi karena beberapa pesan yang disisipkan oleh Ardian Syaf, seorang ilustrator Indonesia.
Ardian Syaf membubuhkan beberapa pesan yang terkesan mendukung Aksi Bela Islam GNPF-MUI dalam komik X-Men Gold #1 yang baru dirilis beberapa hari lalu.
Kesan dukungan terhadap Aksi Bela Islam disusupkan dengan menorehkan angka 212 dan 51 di panel atas. Selain itu Ardian juga memberi salah satu X-Men, Colossus, sebuah kaos bertuliskan QS 5:51 yang mengacu kepada Surat Al Maidah ayat 51.
Kabarnya, seperti dilansir Rappler, pihak Marvel akan menarik bagian-bagian tersebut dari cetakan komik selanjutnya.
Hal ini setelah beberapa yang menyebut dirinya penggemar komik asal Indonesia menulis sebuah surat terbuka kepada Marvel, mengatakan bahwa pesan-pesan Ardian tersebut adalah bentuk dari hate speech.
"Karya atau gambar yang disebutkan dalam komik 'X-Men Gold #1' dimasukkan tanpa sepengetahuan ada makna. Gambar atau simbol yang tersirat tidak mencerminkan pandangan dari penulis, editor, maupun pihak lain yang ada di Marvel. Karya seni di dalam komik akan dihapus di cetakan berikutnya, baik versi digital dan bentuk fisik komik. Dan nantinya akan ada hukuman yang diberikan," tulis pernyataan tersebut.
Pesan-pesan ini pertama terdeteksi di Facebook, ketika Ardian Syaf sendiri memposting salah satu panel komik yang berisi tulisan 212 dan 51.
A panel from X-Men Gold #1 (Marvel Comics) Available in stores now :)
Dikirim oleh Ardian Syaf pada 5 April 2017
Alasan Ardian Syaf Gambar Simbol 212
Saat dihubungi Republika, Ardian Syaf memebeberkan alasannya menggambar simbol 212 dalam komik X-Men.
Ardian yang dihubungi lewat pesan jejaring sosial Facebook menuturkan dirinya ikut aksi besar 212 pada 2 Desember 2016 di Monas yang memprotes penistaan agama yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama. Aksi tersebut dikenal dengan aksi 212. "Saya ikut aksi besar 212, berangkat dari Jawa Timur," ujarnya, Ahad (9/4).
Komik X-Men Gold tersebut, ujarnya, dikerjakan setelah dia pulang dari Jakarta. Dalam komik tersebut, simbol 212 tergambar di etalase sebuah toko di salah satu segmen komik. "Ketika saya menggambar halaman-halaman yang ada angkanya itu, itu sepulang dari Jakarta," ujarnya.
Keikutsertaannya dalam aksi 212 diakui Ardian memberi kesan tersendiri. Kepada Republika, Ardian mengungkapkan alasannya kemudian memasukkan simbol tersebut saat menggambar komik X-Men. "212 bener-bener momen yang berkesan bagi saya. Jadi saya masukkan ke situ," ujarnya.
(Ardian mengatakan bikin komiknya setelah aksi 212)
Siapakah Ardian Syaf?
Setelah kontroversi ini, banyak yang akhirnya tercengang kagum dengan kiprah pemuda asal Indonesia yang ternyata karyanya mendunia. Gak tanggung-tanggung sekelas Marvel.
Setelah googling, ternyata media hipwee.com bulan lalu telah menulis tentang sosok dan kiprah Ardian Syaf.
Dan ternyata Ardian Syaf hampir selalu menyisipkan hal-hal berbau Indonesia di komik Super Hero buatannya. Bahkan dulu dia menyisipkan gambar Jokowi-Ahok (mungkin karena saat itu ngefans). Dan saat itu BUKAN KECAMAN, malah PUJIAN diberikan kepada Ardian Syaf.
Berikut kutipannya dari hipwee.com:
Siapa yang nggak kenal tokoh superhero legendaris macam Batman atau Superman? Bisa dipastikan, semua orang pasti mengetahui kedua tokoh fiktif dari Paman Sam ini. Dari mulai kartun, animasi, kaos, kostum untuk cosplay, hingga baliho di seluruh penjuru dunia, kita bisa melihat wajah dan tubuh kekar mereka. Tapi tahukah kamu bahwa kedua tokoh ini hasil tangan dingin seorang seniman asal Indonesia?
(salah satu karya Ardian Syaf)
Ya, tokoh superhero yang memiliki banyak seri ini ternyata hasil karya pemuda asal Tulungagung, Jawa Timur loh! Siapa yang nggak bangga coba, ada seniman tanah air yang berhasil menembus industri komik dunia? Nah, kali ini Hipwee Boys pengen membagi kisah Ardian Syaf, seorang pemuda asli Tulungagung yang sangat inspiratif. Simak, ya!
Kecintaan Aan pada komik bermula sejak duduk di bangku dasar. Majalah Bobo menjadi inspirasinya pada saat itu
Pertama kali Aan, panggilan akrab Ardian Syaf, mengenal komik adalah saat dia masih duduk di bangku sekolah dasar, tepatnya kelas 1 SD. Juga dari Ayahnya yang kerap membelikan komik untuk Aan. Dilansir dari Kompas.com, Aan mulai jatuh hati pada komik saat dia mendapatkan hadiah komik dari Majalah Bobo berkat TTS yang dia kirimkan. Sejak saat itulah, dia bercinta-cita untuk menjadi seorang komikus. Bisa dibilang, dia cinta pada pandangan pertama. Bukan pada cewek, melainkan pada komik. Singkat cerita, setelah lulus dari SMA, dia melanjutkan kuliah di Universitas Negeri Malang, jurusan Desain Komunikasi Visual.
Meski menghadapi keraguan orangtua, pilihannya untuk kuliah dan menekuni hobinya sebagai komikus, akhirnya membuahkan tinta emas
Dilansir dari berbagai sumber, Aan mengaku, orangtuanya sempat khawatir dan ragu dengan keputusannya sebagai seorang komikus. Terlebih dia mengambil jurusan DKV yang pada saat itu belum jelas ke mana arahnya setelah lulus. Setelah lulus kuliah pada 2004, Aan melamar pekerjaan ke mana-mana, ke berbagai penerbit di Jakarta. Tapi dia nggak kunjung mendapatkan panggilan kerja. Kemudian, seorang kerabat memberi masukan pada Aan untuk membuat akun di digitalwebbing.com. Setelah dua tahun menjadi anggota, dia masih juga nggak dapat tawaran kerja yang sepantasnya.
Dia memulai karirnya sebagai penciller tanpa bayaran, dari berbagai penerbit di seluruh dunia. Dia juga sempat mendapatkan pekerjaan hanya dengan honor US$25 per halaman komik. Harga yang sangat menyedihkan untuk seorang penciller. Hingga pada suatu hari, anak Aan jatuh sakit, sementara Aan masih nggak punya pekerjaan dan biaya untuk berobat anaknya. Akhirnya dia mendapatkan pekerjaan di koran lokal dan sebuah penerbit buku pelajaran sebagai layouter.
Perjalanan Aan belum usai. Hingga pada tahun 2007, dia mendapatkan tawaran dari Dabel Brothers Publishing sebagai penciller untuk komik Dresden Files: Welcome to the Jungle. Nah, dari sinilah, karya Aan mulai dilirik publisher dunia, Marvel dan DC Comics. Dia dipercaya sebagai penciller untuk komik Superman, Batman, Wonder Woman, Batgirl, hingga Green Lantern dalam beberapa seri.
Cinta Tanah Air
Setelah memiliki nama di dunia komik internasional, Aan tetap cinta tanah airnya. Selalu ada unsur Indonesia dalam setiap komiknya
Keberhasilannya menjadi mungkin satu-satunya penciller asal Indonesia yang berkiprah di Marvel dan DC Comics nggak lantas membuatnya menjadi lupa daratan. Terbukti dari beberapa coretan tangannya pada komik yang telah diterbitkan, dia selalu memberikan nuansa Indonesia di dalamnya. Seperti dalam komik Batgirl #1 yang mengambil latar cerita di Jakarta beserta dengan baliho bergambar mantan gubernur DKI Jakarta, Jokowi dan Ahok.
(Gambar Jokowi-Ahok di komik buatan Ardian Syaf. Saat itu menuai pujian)
Ada pula landmark Indonesia, Monas di Gotham City, kepulauan Indonesia di Green Lantern, truk minyak yang terbakar, hingga tulisan The Great Help City pada topi yang dikenakan seorang tokoh dalam komiknya. Sementara di komik Earth 2; World s End #1, ada lambang burung garuda dalam lemari kaca dan juga topeng yang kemungkinan berasal dari Suku Dayak. Dan nggak menutup kemungkinan, akan banyak lagi simbol tersembunyi yang akan hadir di setiap komik DC.
(Garuda disisipkan Ardian Syaf di komiknya)
Yups, begitulah sepak terjang Ardian Syaf, komikus dari desa Tenggur, Tulungagung yang makin bersinar di dunia komik internasional. Belajar dari kisah Aan, ketika kamu mendambakan sesuatu, kejarlah terus tujuanmu. Rintangan sudah pasti ada, tapi jangan jadikan itu sebagai alasan untuk melangkah mundur. Ingat, proses nggak pernah mengingkari hasilnya kelak!
Link: http://www.hipwee.com/hiburan/cowok/kisah-ardian-syaf-meski-sering-dikira-pengangguran-ternyata-hasil-karyanya-sudah-diakui-dunia
JADI... Ardian Syaf hampir selalu menyisipkan hal-hal keIndonesiaan di komik buatannya. Dan itu bukti kecintaan dia dengan Indonesia walau dia sudah mendunia.
Dulu menyisipkan "Jokowi-Ahok" mendapat pujian sampai diundang Kick Andy.
Sekarang mendapat kecaman karena menyisipkan 212 dan QS 5:51.