Oleh: Zeng Wei Jian*
Selasa, 25 April 2017, WAG anti ahok dimeriahkan dengan foto-foto karangan bunga gagal move on dari segelintir Ahoker.
Ahoker nggak malu nyatakan diri gagal move on. Mereka malah bangga. Sungguh, mereka aneh.
Gagal move on ini symptom dari adjustment disorder. Sebuah penyakit mental. Adjustment disorder berarti "unable to adjust with particular stress or a major life event."
Pilgub adalah event besar. Ahok tumbang. Bagi Ahoker mental illness, itu fenomena extraordinary. Bikin dipresi. Padahal, menang-kalah adalah biasa. Orang sehat, sudah pasti, nggak lebay (seperti Ahoker) dalam menghadapi situasi kalah-menang.
Salah satu akar dari penyakit otak adjustment disorder itu adalah Grandiose Delusion (GD). Ini juga penyakit mental. Ilustrasi terbaik penderita GD adalah Kucing yang merasa sebagai Singa. Jadi, ahoker stress gagal move on itu punya double psychosis mental disorder.
GD berarti exaggerated belief. Kepedean. Ahoker sangat percaya diri Ahok bakal menang. Mereka sebut Ahok sesuci air wudhu, titisan Dewa Kera, mesias dan sebagainya.
Ahoker setengah gila itu percaya bahwa mereka punya relasi intim dengan Ahok. Padahal, digubris pun kagak. Liat aja nasib Teman Ahok. Nah, halusinasi mereka tinggi sekali. Halusinasi ini menciptakan sebentuk perasaan masif (exaggerated emotion).
Semua exaggerated emotion itu dipertahankan hingga menjadi emosi konsisten. Dan inilah penyebab Ahoker gagal move on.
Saya kira, alih-alih kirim karangan bunga kepada gubernur kalah, mendingan mereka ke psikiater. Minta resep. Beli obat-obatan Benzodiazepines. Minum Xanax atau Valium double doze. Dijamin Ahoker akan jadi kalem. Nggak kirim bunga galau lagi.(Sumber: TS)
@maspiyuuu order sendiri, bikin sendiri, kirim sendiri, puji sendiri, heboh sendiri.— Imran Mansur (@imranbinmansur) 26 April 2017
Tapi tidak ada mengaku pakai nama atau perusahaan sendiri. Takut!!