[PORTAL-ISLAM] Maraknya aksi penangkapan kasus makar dalam aksi-aksi Bela Islam belakangan ini menjadi perhatian serius bagi para politikus. Salah satunya yang menyoroti penangkapan ini adalah politikus Gerindra, Muhammad Syafii.
Menurut pria yang akrab disapa Romo ini, penangkapan-penangkapan yang kerap terjadi merupakan bentuk ketidakdewasaan aparat penegak hukum.
“Dia (Kapolri) belum cukup dewasa menjadi Kapolri dengan menuduh orang makar tapi tidak ada bukti. Dilepas kemudian ditangkap lagi dan menuduh orang makar lagi, kemudian ditahan dan diperpanjang,” kata Romo di kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis, 24 April 2017.
Pernyataan tersebut sekaligus mengkritik sikap aparat yang memperpanjang masa penahanan sekjen FUI, Muhammad Al Khaththath yang dinilainya masih minim bukti jika disebut pemufakatan makar.
Oleh sebab itu, Romo menegaskan harus ada pergantian pimpinan di tubuh aparat berbaju cokelat itu.
“Kapolri ini memang harus diganti, kalau Kapolrinya tidak diganti maka Jokowinya yang harus diganti dan meminta DPR dan MPR mendesak sidang istimewa. Mencabut mandat dari Jokowi itu konstitusional, bukan makar,” tegasnya.
Sebelum Al Khaththath cs, aparat penegak hukum juga telah melakukan penangkapan terhadap sembilan tokoh serta aktivis dengan tuduhan makar sehari jelang aksi 212 periode Desember lalu.
Namun demikian, aparat kepolisian memilih untuk melepaskan para terduga makar tersebut. Terakhir dilepaskannya aktivis senior Sri Bintang Pamungkas yang dinyatakan bebas pada 15 Maret 2017 lalu setelah sebelumnya ditahan selama 75 hari.