Ustadz Samson Rahman MA, di akun fb-nya (16/4/2017) menulis:
Saya tak berani menyetarakan atau menyamakan bahkan membandingkan pilkada Jakarta dengan perang Badar Kubra yang penuh makna sejarah...tapi nuansanya sangat kentara...aromanya ada kemiripan...suasananya ada kesamaan...semangatnya terasa perang Badr...ada ambisi yang demikian vulgar agar Jakarta beralih tangan dari tangan muslimin ke tangan lain...segala macam cara dilakukan...segala usaha digelar ...semua potensi digerakkan...segala energi diledakkan...semua daya disalurkan...
Tiba tiba ingatan historis saya melayang ke Andalusia Spanyol yang kini merana dan mengenaskan setelah beralih tangan...
Bayangan historis saya melesat ke Singapore yang dulunya milik bangsa Melayu namun kini bangsa Melayu hanya duduk di pinggir pinggir kehidupan Singapura...suara adzan hanya ada di dalam Mesjid...itupun dengan suara sayup...Cordova jangan dikata...kita tak tega membayangkannya...
Maka demikian pula dengan Jakarta kengerian itu akan menjadi nyata...tatkala penguasa Jakarta bukanlah kita...tatkala penguasa Jakarta tak lagi orang yang berpihak pada agama kita...atau bahkan bangsa kita....mereka akan menjadikan Jakarta sebagai kota mereka...bukan ibukota kita...
Jakarta lepas dari tangan kita itu bermakna bahwa jantung Indonesia telah lepas dari raga bangsa Indonesia...
Dan derita itu akan melilit sejarah kita...entah sampai kapan waktunya...
Hanya kesadaran sejarah kitalah yang bisa menjadikan Jakarta tak jatuh ke tangan "musuh".
Genderang perjuangan telah ditabuh
Bergeraklah!!
Jangan diam!!!
(Sumber: Fb ustadz Samson Rahman)