[PORTAL-ISLAM] Jangan bawa agama dalam politik, jangan bawa politik dalam agama. Ini jelas-jelas pernyataan sekuler yang jauh dari dalil agama juga kenyataan
Nyatanya, seseorang pasti punya cara pandang khas yang berdasar prinsip hidup, dan ini menjadi sumber dan referensinya dalam mengambil keputusan
Misal, bagi orang yang tidak beriman jika makan ya pertimbangannya enak dan murah, bukan halal dan thayib, itu normal, karena dia bukanlah orang beriman
Dalam level kebijakan publik, jika orang tak beriman jadi penguasa, maka dia juga akan bertindak sama, misal membolehkan miras, juga prostitusi, itu misalnya
Yang ingin saya sampaikan, politik hanya salah satu ranah dalam kehidupan yang dipengaruhi cara pandang atau prinsip hidup, dalam Islam ini namanya aqidah
Maka jika seorang Muslim teguh dan mantap aqidah, dia pasti akan berusaha selalu menyesuaikan tiap aktivitasnya dengan Islam, termasuk saat berpolitik
Karenanya dalam Islam, agama justru mutlak jadi dasar dalam politik, dan politik harus sesuai dengan agama, toh semua amal akan dipertanggungkan
Lha masak kamu kira Allah tidak menghisab saat kita berpolitik? Padahal politik maknanya adalah mengurus urusan ummat, itu dalam kamus bahasa arab
Karenanya politik adalah salah satu jalan ibadah, yang ditempuh Abu Bakar, Umar, Utsman, Ali, Muawiyah, Amru bin Ash Muhammad Al-Fatih dan banyak lagi
Dan siapa politisi paling hebat? Dialah Rasulullah yang mengajari mereka semua, kepala negara paling berhasil sepanjang masa, begitu ujar Michael H. Hart
Bahkan sufi sekelas Imam Ghazali menulis, "Agama dan kekuasaan seperti saudara kembar, bagi agama dasarnya, bagi kekuasaan pelindungnya", begitu
Beliau lanjutkan, "tanpa agama pastilah runtuh kekuasaan, tak ada kekuasaan maka hilang agama". Ulama tak henti mengingatkan pada kita
Maka kalau sekarang ada yang bicara jangan campur agama dan politik, mungkin justru ini cara politisnya meluluskan kekuasaan yang tak islami, siapapun dia
Oleh: Ustaz Felix Siauw