[PORTAL-ISLAM] Partai Gerindra tidak akan mendukung Walikota Bandung Ridwan Kamil dalam gelaran Pilgub Jabar 2018. Alasannya, Gerindra menilai Ridwan Kamil etikanya buruk.
"Ya bayangkan, orang yang dulunya, mencari dukungan dari Gerindra kemudian kita dukung, setelah dukung untuk mengatakan jadi kader saja tidak mau," ujar Ketua DPP Partai Gerindra, Sodik Mudjahid di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (26/4), seperti dikutip RMOL.
Tidak hanya itu, Ridwan Kamil, lanjut Sodik juga tidak menunjukkan etika yang baik kepada Gerindra. Padahal, selama pria yang akrab disapa Kang Emil itu memimpin, Gerindra tidak pernah merongrong dan tidak meminta imbalan.
"Kami tidak pernah mengganggu, merongonrong, kasarnya 1 rupiah pun kami tidak pernah meminta. Tapi kemudian karena ada masalah lain, dia meninggalkan Gerindra," kata Sodik.
Seperti diketahui, Ridwan Kamil sudah deklarasi maju Pilgub Jabar dengan diusung oleh Partai Nasdem disaat Gerindra dan PKS tengah "berperang" melawan koalisi Nasdem-PDIP-dkk di Pilkada DKI.
"Saya kira itu satu etika yang tidak bagus. Ini yang kita tidak ingin. Kepada partai manapun jangan sampai ada orang semacam itu," sambung wakil ketua Komisi VIII DPR
Sodik bahkan menyebut ulah yang dipertontonkan Ridwan Kamil kepada Gerindra sebagai tingkah anak yang nakal pada orang tua.
"Anak nakal ya kira-kira gitu," pungkasnya.
Pernyataan Gerindra ini mendapat tanggapan publik di sosial media, salah satunya dari Sugimulyo yang berkomentar panjang lebar.
"Saya secara pribadi menyayangkan etika dan integritas dari kang Emil: Pertama, ingat kang Emil jadi walikota Bandung menggunakan kendaraan PKS dan Gerinda untuk masa 5 tahun, nah sebelum masa jabatan selesai sudah mau meninggalkan kursi walikota dan tidak berkomunikasi dengan baik, tidak minta ijin dengan baik-baik kepada PKS dan Gerindra partai yang mengusungnya, tahu-tahu deklarasi dengan partai lain, inilah keburukan etika dan integritas kang Emil."
"Kedua, kang Emil kurang punya empati kepada PKS dan Gerindra dan umat Islam yang sedang gencar-gencarnya memenangkan Anies Sandi untuk melawan ahok si pembuat onar dan pemprodusi kegaduhan, si raja tega penggusur rakyat kecil penista agama, dalam situasi yang genting tersebut mendesak PKS dan Gerindra untuk mendukungnya dalam pencalonan gubernur Jabar yang sebenarnya waktunya masih lama, ini sangat sangat tidak etis dan tidak bermoral, tidak punya empati dan egois."
"Ketiga, gelagatnya kang Emil ini sudah mulai sombong merasa pasti menang di Pilgub Jabar sehingga meremehkan yang lain, bibit-bibit otoriternya sudah mulai muncul, saya mungkin salah dan ini hanya penilaian pribadi saya."
Demikian ungkap Sugimulyo.
Sumber: RMOL