[PORTAL-ISLAM] Seorang bernama Steven Hadisurya Sulistyo (Katholik, China) akhirnya meminta maaf dengan surat pernyataan bermaterai setelah mengeluarkan kata-kata rasis kepada pribumi. Tidak tanggung-tanggung, pribumi yang dicaci adalah Gubernur NTB DR. K.H. TGB. Muhammad Zainul Majdi, atau yang akrab disapa Tuan Guru Bajang.
Gubernur yang hafal Al Qur’an dan ikut Aksi Bela Islam 411 itu dihina dengan kata-kata rasis “Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar Pribumi, Tiko”. Yang mengejutkan adalah arti kata “Tiko”. Ternyata itu singkatan dari “tikus kotor” bahkan bisa memiliki arti “ti= babi” dan “ko= anjing.”
(Gubernur NTB berkacamata hitam ikut longmarch Aksi Bela Islam 411 di Jakarta, 4 Nov 2016)
Tuan Guru Bajang memutuskan untuk mengadukan penghinaan tersebut setelah mengetahui bahwa arti “Tiko” ternyata seperti itu.
“Rupanya mereka punya sebutan yang sangat merendahkan pribumi,” kata Gubernur NTB seperti dikutip Wesal TV, Kamis (13/4/2017) malam.
Penghinaan itu dilontarkan beberapa waktu lalu ketika Gubernur NTB dan istrinya sedang mengantre di Bandara Changi, Singapura.
"Kami antri, saya keluar antrian ke salah satu petugas untuk tanya info penerbangan, istri tetap di jalur antrian. Mereka datang belakangan. Saya balik gabung istri, mereka ngamuk. Mereka pikir itu bukan istri saya awalnya. Malu mungkin lalu mengumpat-umpat. Kami mengalah pindah antrian tapi masih terus diumpat. Saya adukan ke polisi setiba di Jakarta," tutur Tuan Guru Bajang.
Setelah diadukan kepada pihak yang berwenang, Steven kemudian membuat surat permintaan maaf bermaterai.
“Dengan ini saya menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Nusa Tenggara Barat Bapak TGH MUHAMMAD ZAINUL MAJDI dan Istri Hj ERICA ZAINUL MAJDI untuk tidak menempuh proses hukum serta memberikan saya maaf atas kekhilafan saya menyebut kata-kata yang tidak pantas yaitu: “Dasar Indo, Dasar Indonesia, Dasar pribumi, Tiko!”, pada saat terjadi kesalah pahaman saat bersama-sama antri untuk check in di depan Counter Batik Air Bandar Udara Changi, Singapore pada hari Minggu 09 April 2017 sekira pukul 14:30 waktu Singapore.”
Demikian tulis Steven, warga Jakarta beragama Katholik dalam Surat Pernyataan Permohonan Maaf bermaterai 6000.
INILAH SATU BUKTI YANG SANGAT JELAS MEREKALAH YANG RASIS DAN SUKA MENGHINA.
MEREKA KOAR-KOAR KEBHINNEKAAN HANYA UNTUK MENUTUPI JATI DIRI MEREKA YANG RASIS DAN MERASA SUPERIOR HANYA KARENA ETNIS MEREKA SAAT INI JADI GUBERNUR.
LALU MEREKA BELAGAK JADI KORBAN BIKIN IKLAN KAMPANYE MEMFITNAH PRIBUMI MUSLIM BERPECI PERUSUH.