[PORTAL-ISLAM] Pasca mendapat cacian bernada rasis, Gubernur NTB Zainul Majdi yang akrab disapa Tuan Guru Bajang (TGB) banjir pujian dari netizen.
Mereka menilai TGB telah memberikan teladan akhlak mulia kepada seluruh rakyat negeri ini.
Sederhana namun sangat telak. Menusuk dan memangkas habis arogansi kaum minoritas yang selama ini merasa di atas angin.
Usai dimaki, TGB tidak menjawab, tidak pula berbantahan, beliau dan istri memilih berpindah jalur antrian tiket.
Dan ketika akhirnya Steven, si pelaku penghinaan meminta maaf dan memohon agar kasus tak diteruskan ke ranah hukum, TGB menjawab bahwa ia sudah memaafkan.
"Surat permohonan maaf yang disampaikan oleh yang bersangkutan sudah cukup menjelaskan apa yang terjadi. Saya berharap peristiwa yang menimpa saya dan istri bisa menjadi pembelajaran agar kita semua tulus dalam berbangsa, menghormati satu sama lain, tidak menganggap orang atau kelompok lain lebih rendah dibanding kita. Kata-kata yang baik bisa membangun, kata-kata yang buruk bisa menghancurkan," kata TGB Jumat, 14 April 2017.
Pelajaran yang sungguh manis tentang tenunan kebangsaan dan kebhinnekaan.
Bahwa kebhinnekaan, keberagaman seharusnya memperkaya bangsa dan memperkuat persatuan, bukan malah membuat sebuah kelompok merasa lebih superior daripada kelompok yang lain hanya karena memiliki kekuatan finansial.
Teladan kebhinnekaan yang diberikan TGB amat sangat kontras. Berbanding terbalik dengan perilaku Ahok ketika menghadapi mahasiswa UI yang membuat video penolakan terhadap Ahok.
Ketika itu Ahok begitu murka dan mengeluarkan kata-kata penuh amarah.
"Saya sebagai warga negara, saya keberatan. Orang sudah rasis begitu menjual nama UI, lalu hanya minta maaf, selesai. Otaknya begitu. Kalau dia lulus, jadi pejabat lagi, UI kan top dong, jadi orang hebat nanti, kalau jadi pejabat, waduh mau jadi apa nanti jadi pejabat rasis begitu otaknya," kata Ahok di balai kota DKI, Jakarta, Rabu 7 September 2016.
Ahok kemudian menambahkan, bila ia adalah rektor UI, maka ia akan mengeluarkan mahasiswa tersebut.
"Kalau saya, saya pecat dari mahasiswa, karena enggak guna mahasiswa disekolahkan," kata Ahok lagi.
(Link: https://m.detik.com/news/berita/3292780/soal-boby-mahasiswa-ui-ahok-orang-rasis-jual-nama-ui-lalu-hanya- )
Berkaca dari kedua sosok di atas jelaslah kiranya mana sosok pemimpin yang tegas namun pemaaf, perajut tenun kebangsaan, penolak perilaku rasis, dan mana pemimpin pemarah yang gemar berkata kasar dan merasa diri paling superior.
Berikut komentar para netizen.
Sabar kawan2 saya sudah tulis rilis soal hinaan kepada gubernur NTB..sangat disesalkan.— FAHRI HAMZAH (@Fahrihamzah) April 14, 2017
Sama-sama Gubernur. Mana yang lebih mengayomi kebhinekaan? pic.twitter.com/KvHIzLIWAt— Rachland Nashidik (@ranabaja) April 14, 2017