[PORTAL-ISLAM] Ada kisah ANEH di negeri antah-berantah yang penegak hukumnya selalu menyoal AKIBAT, bukan SEBAB/SUMBER MASALAHNYA..
Ceritanya gini, ada seorang gubernur mengomentari agama yang tidak dianutnya, dan dia menuduh pemuka agama lain menggunakan ajaran agamanya untuk membodohi warga agar tidak memilihnya.
Sontak pemeluk agama yang notabene mayoritas di negeri itu marah. Sejak kapan ajaran agama yang suci, yang sejak dulu didakwahkan, bahkan dilindungi oleh konstitusi untuk mengamalkannya, dituduh sebagai ALAT KEBOHONGAN.
Sayangnya, bukannya fokus memproses SUMBER MASALAH, penegak hukum justru MENCARI-CARI KESALAHAN PIHAK-PIHAK yang tidak terima dengan kelakuan sang gubernur beda agama itu. Kasus-kasus lama pun dimunculkan. Tidak ada kasus, dibikinlah kasus.
TIDAK HANYA ITU, perlakuan yang sama sepertinya juga berlaku pada PENDUKUNGNYA. Sebut saja Iwan, sambil menenggak minuman keras dan mabuk. Dia berteriak-teriak menyebut nama junjungannya "Hidup Penista Agama... Hidup Penista Agama!"
Nenek Zaenab, panggil saja begitu, yang merasa kaget dan terganggu justru dimaki-maki oleh Iwan, "Bangsat kau!" .. Sontak saja sang anak marah dan tidak terima ibunya dibegitukan. Bersama kedua temannya dipukuli-lah si Iwan ini.
Penegak hukum sebagai yang bertugas menegakkan hukum datang, BUKAN Iwan yang ditangkap karena telah bikin onar dan jadi SUMBER MASALAH telah menganggu ketertiban umum. Pegi, sebut saja begitu, teman dari anak nenek Zaenab, justru yang ditangkap oleh penegak hukum.
Mungkin kau tak percaya, tapi ini bukan fiksi. Sungguh benar tejadi. Ada negeri yang selalu mempersoalkan AKIBAT, tapi abai dengan SEBAB/SUMBER MASALAHNYA.
Begitulah yang terjadi di negeri ANTAH-BERANTAH.