Jokowi Minta tak Setiap Permasalahan Daerah Diadukan Kepadanya
http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/umum/17/03/22/on7kew354-jokowi-minta-tak-setiap-permasalahan-daerah-diadukan-kepadanya
Sontak berita di atas mendapat tanggapan ramai dari publik terutama di sosial media.
Seorang ibu rumah tangga, Cahya Naurizza melalui akun fb-nya mengomentari:
"Kenapa atuh mau jadi presiden kalo baru kayak gini aja ngeluh?
Jangankan jadi presiden Pak, jadi emak-emak macam saya aja udah puciiing pala bebi. Padahal cuma ngadepin keluhan anak yang rebutan ngadu ini itu. Kan sunatullahnya begitu Pak irang hidup mah ada aja tanggung jawabnya.
Lah, apalagi jadi pemimpin suatu negara...
Jangan pilih kasih atuh, itu urusan warteg anda turun tangan. Kenapa giliran kasus yang lain komen Anda begini?
#gagalpaham"
Apa yang disampaikan bu ibu ini benar.
Masih ingat soal "sepele" warteg Saeni? Presiden turun tangan langsung.
Jokowi Bantu Nenek Saeni Pemilik Warteg yang Disita Satpol PP
http://www.beritasatu.com/nusantara/369639-jokowi-bantu-nenek-saeni-pemilik-warteg-yang-disita-satpol-pp.html
Ibu Penjual Nasi Dapat Bantuan 10 Juta dari Presiden Jokowi
https://m.tempo.co/read/news/2016/06/12/173779179/ibu-penjual-nasi-dapat-bantuan-10-juta-dari-presiden-jokowi
Saeni Nangis Dikasih Uang Presiden Jokowi
http://wartakota.tribunnews.com/2016/06/13/saeni-nangis-dikasih-uang-presiden-jokowi
Terus kalo sekarang banyak yang ngadu soal-soal di daerah seperti Petani Kendeng yang sampai cor semen kakinya di depan istana bahkan sampai ada yang meninggal dan soal-soal lain yang "Lebih Penting" dibanding "Soal Saeni" kenapa Presiden malah gak mau nangani?
"Soal anak kambing" saja diurusi masa "Soal Aduan Rakyat" gak mau urusi?
Ingat Pak Presiden bertanggung jawab terhadap seluruh rakyatnya. Itulah beratnya pemimpin negara.
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَعيّتِهِ, والأميرُ راعٍ, والرّجُلُ راعٍ على أهلِ بيتِهِ, والمرأةُ رَاعِيَّةٌ على بيتِ زوجِها وَوَلَدِهِ, فكلّكم راعٍ وكلّكم مسئولٌ عنْ رَعِيَّتِهِ. (متفق عليه
Nabi saw, beliau bersabda: “Setiap kalian adalah pemimpin dan kalian akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinan kalian. Seorang penguasa adalah pemimpin, seorang suami adalah seorang pemimpin seluruh keluarganya, demikian pula seorang isteri adalah pemimpin atas rumah suami dan anaknya. Kalian adalah pemimpin yang akan dimintai pertanggungtawaban atas kepemimpinan kalian”. (HR. Bukhari dan Muslim)
Makanya sebelum jadi pemimpin dengan tanggungjawab besar harus ukur diri. Saya hanya mampu memimpin tingkat apa. Tingkat negara? Provinsi? Kota Kabupaten? Desa? RT? Atau hanya mampu memimpin rumah tangga.
Karena kepemimpinan akan diminta pertanggungjawaban, tidak hanya di dunia, bahkan yang berat adalah kelak di akhirat.