"Politik Kita, Kamu dan Dia"
By: Ust. Nandang Burhanudin
(1) Seorang Yahudi Rusia diperiksa imigrasi Rusia, saat ia hijrah ke Israel. Ia ditahan imigrasi. Sebab membawa benda keras mencurigakan.
(2) "Apa ini?" Dia jawab tenang, "Patung Lenin. Bapak Komunis yang hebat. Saya mau menyimpannya untuk kenangan saat di Israel nanti." Ia pun lolos.
(3) Tiba di imigrasi Israel. Ia ditahan. "Apa ini?" Ia jawab, "Ini patung Lenin manusia bengis, antiSemit. Saya bawa ke Israel untuk menunjukkan Yahudi hebat." Ia lolos.
(4) Sampai di rumah. Pengunjung yang datang heboh. "Lhaa...buat apaan bawa patung Lenin segala. Kagak ada nilainya. Anda ini aneh. Bawa oleh-oleh buat kami lebih oke."
(5) "Hush. Sembarangan kalian bicara. Ini adalah emas murni 24 karat. Saya bisa membawanya. Selamat. Tanpa pajak. Tanpa dipersulit. Kalian sama dengan petugas bandara. Tau kulit doang."
(6) Kawan. Belum kelar heboh Ahox. Kita sudah sibuk membahas RK yang digadang-gadang Nasdem untuk maju sebagai Cagub Jabar 2018. PKS nampak kebakaran janggut.
(7) Kita pun menyesalkan sikap SBY dan Agus yang netral dalam Pilgub DKI. Sebagaimana menangisi PPP dan GP Anshar yang pro Ahox bukan pro Anies-Sandi.
(8) Pertanyaannya: "Sejak kapan sebagai umat Islam kita mengemis kemenangan kepada orang lain?" Sejak umat tidak solid dan sibuk bertengkar urusan remeh temeh.
(9) Politik itu adalah seni. AtTafannun, memainkan seni supaya tidak mudah dijegal kawan dan lawan. Politik bukan bab thaharah atau bab rukun shalat yang konstan.
(10) Politik dia dan mereka, politik lincah memainkan kata dan retorika. Yahudi bisa sukses membawa emas 24 karat, tertawa terbahak menyaksikan petugas imigrasi yang lugu dan culun.
(11) Nasdem sukses mencuri start. PDIP pun sama. Wajar. Mereka butuh kemenangan mempertahankan hegemoni. Pertanyaannya, mengapa kita tak mampu memikat hati RK dan meyakinkan SBY?
(12) Jawabannya. Kita tidak punya kepastian. Mereka melihat, umat Islam tidak solid. Parpol Islam pun pecah belah. Nasdem berkeinginan kuat mengangkat RK supaya selamat ET (electoral threshold). Jelas bukan?
(13) Dari dulu kelemahan Prabowo S di strategi komunikasi politik. Mungkin PKS pun sama. Apalagi mereka membaca, PKS akan dihabisi dengan ET yang dinaikkan. Lalu adakah kejelasan pasti?
(14) Anda boleh marah dengan tulisan alur pikiran saya. Namun itulah fakta. Maaf, aturan poltik dunia diatur orang lain bukan aturan kita. Harus siap legowo bila ditolak dan ditalak.
(15) Sakit? Ohh tentu. Maka jangan mudah mengobral talak. Wajarkah saat mengurus rumah tangga sendiri penuh bercak. Lalu menjaring orang lain untuk bersorak rampak?
(16) Sakinahkan. Mawaddahkan. Tebar rahmah di internal rumah tangga. Bila poligami tiba, tak ada prahara. Menceraikan istri lama, lalu berharap janda kaya merona bahtera, bukan sikap bijaksana.
Muhasabah Wahai Jama'ah.....