[PORTAL-ISLAM] Ridwan Kamil mendapat dukungan Partai Nasional Demokrat (Nasdem). Kini dia harus lebih pandai berhitung. Sebab, dukungan Nasdem tak lantas memuluskan langkahnya menuju Gedung Sate. Beberapa partai besar justru memilih balik kanan, sebagian lagi menanti momentum.
Yah, konstelasi politik jelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 mendadak panas, usai pengusungan resmi Nasdem untuk Kang Emil -sapaan Ridwan Kamil. Reaksi paling kencang disuarakan Gerindra. Ketua Badan Pemenangan Pemilu Daerah Gerindra, Sunatra bahkan menyebutkan tiga kata yang menggambarkan keputusan Emil yakni prihatin, menyayangkan, dan menyesalkan.
"Ternyata sekelas Emil haus kekuasaan juga. Integritasnya sebagai politisi belum teruji. (Dia) jadi walikota diusung Gerindra dan PKS," kata Sunatra dilansir Radar Bandung (Jawa Pos Group) saat ditemui di Kantor DPRD Jabar, Jalan Diponegoro, kemarin.
Kekecewaan Sunatra bisa dibilang mewakili seluruh tubuh partai Gerindra di tingkat Provinsi. Keputusan RK yang mendadak itu, diambil tanpa ada komunikasi dengan pihak Gerindra di tingkat Kota Bandung maupun Provinsi Jawa Barat.
Sunatra juga menyebut, tindakan yang diambil Emil mendeklarasikan bersama Nasdem menandakan sudah tidak ada kesepahaman antara Gerindra dan RK. Pihak Gerindra pun dengan tegas menutup jalan koalisi bersama Nasdem.
Hal itu mengacu pada syarat ketiga yang diajukan Nasdem sebagai kendaraan politik, yakni mendukung Jokowi sebagai Presiden dalam Pilpres. "Syarat ketiga harus mendukung Jokowi dalam pilpres nanti, sementara kami pasti dukung Prabowo. Kalau Emil menerima, bagi kami ya good bye," terangnya.
Jika sudah begitu, Sunatra menyebut partai Gerindra tidak akan melirik Ridwan Kamil untuk menjadi calon gubernur dalam Pilkada tahun 2018 mendatang. Bahkan, Ia tak ragu menyebut jika ada partai besar yang ikut mendukung Emil bersama Nasdem adalah partai yang tidak punya harga diri. “Masa mau sama partai kecil yang hanya punya lima kursi di DPRD Jabar,” katanya.
Sementara itu, pengurus DPW PKS, Haris Yuliana menaggapi langkah politik Emil dengan lebih bijak. Pria berjanggut ini bahkan mengakui jika Emil merupakan sosok yang populer dan memiliki prestasi bagus. Secara politik, elektabilitasnya pun bagus. Sehingga wajar saja jika ada parpol yang ingin mengajukan diri sebagai kendaraan dalam pilgub.
“Emil ini layak dilirik. Tapi, bagi kami dia bukan segala-galanya. Kalau disebut kecewa ya ngga lah, biasa saja,” ujarnya.
Deklarasi dukungan Nasdem terhadap Emil, ia nilai sebatas strategi politik. Ia pun memastikan DPW Jabar tidak akan terpengaruh oleh strategi tersebut. Terlebih ia juga menghargai hak politik Nasdem maupun Emil.
"PKS Jabar juga sudah jelas sekarang sudah mengajukan nama ke DPP untuk pilgub Jabar ini, yang teridiri dari tiga orang dari internal partai dan dua orang di eksternal partai, saat ini sedang diolah kita tunggu hasilnya," ujar Haris. (Jawa Pos)