[Turki akan menggelar referendum atau jajak pendapat pada 16 April mendatang. Referendum tersebut diadakan terkait dengan usulan perubahan konstitusi yang akan menggantikan Sistem Parlementer menjadi Sistem Presidensil yang akan lebih kuat di bawah kepemimpinan Presiden Recep Tayyip Erdogan. Referendum ini ditentang negara-negara Eropa. Bahkan Belanda melarang Menlu Turki mendarat di negaranya. Eropa sudah menabuh genderang Perang Salib melawan Turki]
Eropa Memulai Perang Salib pada 16 April !
Oleh İbrahim Karagül
(Kolumnis Yeni Safak Turki)
Mereka membalas dendam untuk 15 Juli (kudeta gagal). Mereka menyerang karena mereka tidak bisa membuat negara kita berlutut dengan tank dan meriam pada (kudeta militer) Juli, karena mereka tidak bisa menyalakan perang saudara, karena mereka tidak bisa menghentikan transformasi yang besar, karena mereka merasakan kekuatan Turki .
Mereka menyerang dengan tanpa lelah dan tidak mampu untuk mengintimidasi (Turki), mengambil alih atau menghancurkannya. Mereka akan gila karena mereka kalah perang, mereka mulai menggunakan alat teroris di dalam, karena sumber-sumber intelijen mereka telah melemah, karena mereka tidak bisa melakukan operasi baru. Mereka menyerang karena mereka tidak lagi mampu mengatur permainan baru melalui Organisasi Teroris Fetullah (FETO), Partai Pekerja Kurdistan (PKK) dan afiliasinya di Suriah Partai Uni Demokratik (PYD), organisasi non-pemerintah yang mereka kontrol atau melalui operasi modal.
Mereka dikalahkan sehingga menjadi cemburu dan kesal.
Ini sebenarnya bukanlah serangan, ini adalah pertahanan. Mereka telah membuat pertahanan di negara mereka sendiri, tanah dan kota-kota karena mereka tidak bisa memukul kami di Istanbul, Ankara atau pusat dan jalan-jalan kami. Mereka sekarang membentuk garis pertahanan di Amsterdam, Rotterdam, Düsseldorf dan Zurich.
Ini adalah kekalahan yang tidak bisa mereka terima, kelelahan dan putus asa. Ini adalah kecemburuan mereka sementara mereka mulai runtuh sedangkan Turki tumbuh dan berkembang. Ini adalah kemarahan terhadap Turki yang telah menjadi bintang dan melangkah ke masa depan yang cerah sementara ibukota Eropa mengalami penuaan dan hancur luluh.
Ini adalah perjuangan berabad-abad dan konfrontasi besar.
Ini adalah rasa kehinaan, menjadi pecundang dan menjadi tidak berharga melawan Turki. Ini sangat mengganggu ketika mereka diperlakukan seperti kotoran, diabaikan dan diejek saat mereka dulu menjadi guru rujukan.
Ini merupakan kekalahan mereka yang mencoba untuk menyembunyikan dengan wacana yang paling ekstrim, perilaku dan ledakan.
Didepan sebuah skala global yang telah ditetapkan, intervensi multinasional dan serangan telah dilakukan untuk menghentikan jalan besar sejarah yang dimulai di sini berabad sebelumnya. Semua jenis senjata telah digunakan, termasuk jalan terorisme, operasi intelijen, terorisme etnis dan organisasi teroris yang menyamar sebagai konservatif.
Semua ini adalah rencana besar untuk menghantam identitas sejarah, kebijaksanaan dan tujuan besar dari orang-orang Anatolia (Turki) yang pernah dihancurkan berkeping-keping.
Subkontraktor telah gagal sehingga mereka turun tangan sendiri.
Mereka terakhir mencoba invasi dan perang sipil pada 15 Juli (melalui usaha kudeta yang gagal), dan mereka dipermalukan. Seperti resistensi legendaris yang belum pernah dilihat dalam sejarah politik, dan dikejutkan dengan front multinasional.
Mereka mulai merasa biaya yang sangat berat untuk menyiapkan pertandingan melawan negara ini. Segera setelah kegagalan itu, mereka menarik semua intelijen dan aparat teror mereka di bawah perlindungan di AS, Jerman dan kota-kota Eropa.
Ketika FETO, PKK dan Revolutionary Peoples Liberation Party-Front (DHKP-C) tidak bisa berhasil, pelaku utama dan pengatur permainan turun tangan. Mereka mulai menunjukkan permusuhan terbuka terhadap Turki. Lingkaran yang ternyata berisi teori anti-Islam dalam wacana politik dan doktrin di seluruh dunia pada 1990-an dan menformat semua strategi keamanan sesuai dengan ancaman saat ini dengan memulai operasi baru melalui sentimen anti-Turki. Mereka berusaha untuk membawa teori anti-Turki di seluruh Eropa, dan Barat berusaha untuk menutup pintu untuk negara ini.
Pemerintahan resmi fasis pertama abad ke-21
Sikap Belanda terhadap Menteri Keluarga dan Kebijakan Sosial Fatma Betul Sayan Kaya, mengabaikan semua praktek diplomatik dan kekerasan kepada warga negara kita di sana, adalah cerminan dari gambaran umum Eropa yang penuh kekerasan. Ini bukanlah produk dari pemilihan umum Belanda yang akan diselenggarakan pada hari Rabu atau rencana politik interior Belanda. Belanda adalah hitman di sini – yang pertama bertugas menembak. Ini adalah kemenangan terbuka pertama dari gelombang fasisme yang telah mulai mengambil alih Eropa. Malam itu, Belanda menjadi negara fasis resmi pertama di abad ke-21.
Eropa akan bentrok dengan sesamanya
Runtuhnya Uni Eropa, munculnya sayap kanan, gelombang rasis yang telah mengambil alih pantai timur Atlantik dan akan segera mengambil alih negara-negara lain di Eropa dan pemerintah rasis baru akan didirikan. Gelombang fasisme telah mendapatkan kekuatan melalui Islamofobia dan sentimen anti-Turki, diperluas melalui teori perseteruan.
Eropa adalah salah satu yang akan kalah di sini. Tidak ada yang dapat dilakukan oleh negara-negara Eropa terhadap Turki, tapi gelombang ini akan menyebabkan kelompok yang berbeda bermusuhan di Eropa, memicu konflik di Eropa itu sendiri.
Rencana untuk mengepung Turki akan sia-sia
Tapi kami prihatin dengan aspek permusuhan dan pengepungan yang menyangkut Turki. Segera, Austria atau negara-negara Eropa tertentu akan menjadi seperti Belanda. Mereka akan menjadi musuh sengit Turki. Dengan ini, mereka akan mencoba untuk membebaskan diri dari umat Islam di dalam dan menghentikan kebangkitan Turki, dan mereka akan menyajikan musuh untuk masyarakat Eropa yang memungkinkan pembentukan pemerintahan fasis.
Perhatikan, melalui teori permusuhan yang dibesarkan di Eropa, mereka mencoba untuk mendirikan dinding tebal di barat Turki, dimana ada pintu yang terbuka untuk dunia Arab dan Muslim mereka mencoba untuk menutup melalui rencana penutupan dan pengepungan di Suriah utara. Hal ini menunjukkan bahwa pengepungan adalah proyek global, bahwa itu akan menyebar sepanjang abad ke-21 dan bahwa Era konfrontasi Perang Dunia I masih berlanjut.
Namun, Turki adalah negara yang sedang bangkit dan tidak ada satupun dari proyek-proyek ini akan berhasil.
16 April akan menjadi “Perang Salib”
Inilah sebabnya mengapa kejadian memalukan di Belanda adalah proyek besar. Ini berarti sebuah upaya baru sedang ditambahkan ke rantai yang telah berlangsung sejak peristiwa Taman Gezi dan memuncak pada 15 Juli. Sedangkan 16 April telah dipersiapkan di Eropa dan semua kalangan organisasi teroris, bersatu dalam lingkaran oposisi yang ketat, berkumpul di bawah satu atap dan telah memulai perang luas untuk menyabotase referendum.
Saksikan pada 16 April. Ancaman baru sedang dipersiapkan dari Eropa dan selatan Turki – serangan langsung menargetkan referendum sedang direncanakan. Seluruh dunia tahu bahwa kemenangan untuk “YA” adalah salah satu tahapan yang paling penting dari transformasi besar di Turki, bahwa tanggal 17 April, tidak akan mungkin lagi untuk menghentikan Turki, ini akan menjadi semacam “Perang Salib” yang berdiri melawan kita.
Waspada sampai April 16
Mulai sekarang, referendum adalah masalah mobilitas nasional. Poros Turki, atau front anti-Turki, adalah situasi yang kita rasakan saat ini. Ini adalah perjuangan Turki untuk melampaui semua identitas politik kita. Keseluruhan Eropa, organisasi teroris dan semua musuh Turki bekerja keras dalam upaya “TIDAK”, yang cukup untuk bahkan membuka mata orang buta.
Sekarang, front ini akan mengambil bentuk yang berbeda sebelum 16 April. Mereka akan mencoba intervensi mengejutkan dan mencoba untuk menyabotase referendum dalam upaya untuk memastikan bahwa hal itu tidak berhasil. Upaya 15 Juli berlanjut, intervensi sedang berlangsung bersama dengan persiapan hina nya.
Semua orang perlu waspada dan berjaga-jaga dengan semangat 15 Juli. Contoh yang telah kita lihat di Belanda merupakan indikasi dari kebesaran perjuangan yang kita berikan.
Kami telah menyebut ini perjuangan tanpa henti. Setiap serangan berhasil digagalkan dengan perjuangan dan itu akan terulang lagi. Mereka akan gagal lagi dan bangsa kita akan terus berjalan menjadi bangsa yang besar.***
Sumber: Yeni Safak
Terjemahan: MiddleEastUpdate