Salah satu bentuk kekurang-akalan Kabilah Serbet wa Taplak adalah menyamakan antara dua keadaan berikut ini…
Kondisi A: Muslim Memilih Kâfir Sebagai Pemimpin
⇛ Maka telah jelas larangannya. Loud and clear.
Orang yang menjadikan orang yang kâfir sebagai auliyâ’ maka dihukumi sebagai “munâfiq” oleh الله Subhânahu wa Ta‘âla dan Rosûl-Nya صلى الله عليه و سلم.
Bukan “Munâfiq A‘maliy”, tetapi “Munâfiq I‘tiqodiy”, dan itu mukafiroh.
Kondisi B: Kâfir Mendukung Muslim Sebagai Pemimpin
⇛ Maka itu tidak pernah ada larangannya.
Bahkan di dalam Piagam Madînah, Nabiyullôh صلى الله عليه وسلم mengatur mengenai masalah pertahanan menghadapi serangan orang Musyrik Makkah dengan orang-orang Yahûdi.
Bahkan di dalam Islâm ada konsep “Kâfir Dzimmi”, “Kâfir Mu‘ahad”, dan “Kâfir Musta’man”.
Intinya, beda antara kondisi A dan kondisi B itu jauh banget.
Jadi kalau nekad menyamakan antara keduanya, ya malu dong ah kayak gitu ngaku pinter…?
IQ itu given, stupid itu pilihan.
نَسْأَلُ اللهَ الْسَلَامَةَ وَالْعَافِيَةَ
(Acad Syahrial)
***
Terkait Haji Lulug ke Perindo:
Ditanya Akan Merapat ke Perindo, Haji Lulung: Belum Terpikir
Mantan Ketua DPW PPP Jakarta Abraham Lunggana alias Haji Lulung ikut hadir dalam deklarasi Partai Perindo ke pasangan cagub-cawagub DKI Anies Baswedan-Sandiaga Uno di Sports Mall Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Saat ditanya apakah Haji Lulung bakal merapat ke Perindo, Dia mengaku belum berpikir ke arah sana. Dirinya mengaku masih ingin bertahan di Partai kakbah yang selama ini membesarkannya.
Link: https://metro.sindonews.com/read/1188390/171/ditanya-akan-merapat-ke-perindo-haji-lulung-belum-terpikir-1489502522
Jadi, kekeliruan Bani Taplak 2: Stupid dan Hoax. Stupid menyamakan Kondisi A = Kondisi B. Dan Hoax soal Haji Lulung gabung Perindo.