[PORTAL-ISLAM] Keberadaan buzzer yang kerap menyebar fitnah dan berita bohong (hoax) di media sosial (medsos) dianggap tak baik dalam perkembangan demokrasi di Indonesia.
Adapun buzzer merupakan sekelompok orang yang eksis di medsos yang digunakan untuk memberikan kesan tertentu terhadap sesuatu hal.
"Itu tidak produktif dalam perkembangan demokrasi Indonesia. Namanya juga hoax, kebohongan, itu saya pikir tidak akan bagus dalam perkembangan demokrasi kita," kata pakar komunikasi politik dari Universitas Pelita Harapan Emrus Sihombing kepada SINDOnews, Sabtu, 18 Februari 2017.
Menurut dia, buzzer kerap digunakan juga untuk alat kampanye hitam (black campaign) menghadapi pemilu. Caranya dengan menyebarkan kabar yang tidak jelas.
"Sumbernya tidak jelas, isinya bohong. Menurut saya, hoax semacam ini adalah orientasi bisa saja dia orientasi menghancurkan seseorang tokoh demi kepentingan tertentu," paparnya.
Dia juga berpendapat, buzzer yang menyebar hoax dimobilisasi oleh suatu kekuatan tertentu demi kepentingan mengacaukan demokrasi.
"Mengacaukan situasi politik, dan kemudian untuk tujuan-tujuan yang sifatnya tidak produktif," katanya.