[PORTAL-ISLAM] JAKARTA - Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Hanief Saha Ghafur mengklaim, suara 17 persen yang dikantongi Agus Yudhoyono di putaran pertama Pilkada DKI lalu tidak menyukai Gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
"Prinsipnya, 17 persen suara Agus tidak suka Ahok. Kepengin gubernur baru. Jangan Ahok lagi," ucapnya dalam diskusi bertema "PKB: Ahok atau Anies" di kantor DKN Garda Bangsa, Tebet, Jakarta Selatan, Jumat (24/2).
Oleh karena itu, kata dia, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang berafiliasi langsung dengan PBNU setidaknya mempertimbangkan hal tersebut sebelum salah memilih calon.
Hanief mengatakan, prestasi yang selama ini dikumandangkan Ahok tidak semanis seperti yang terdengar. Dia mengaku selalu menjadi penguntit Ahok baik soal kebijakan maupun kinerjanya di pemerintahan.
Dalam pantauannya, ternyata Ahok lalai. Baik soal mengatasi banjir, serapan APBD DKI, maupun kepemimpinannya. "Saya punya data. Jangan kemudian pilihan (PKB) itu tidak tepat," terangnya.
Lebih lanjut dia menjelaskan, 17 persen suara Agus diprediksi kuat bakal mengarah kepada Anies. Namun, bukan tanpa alasan Hanief berkata demikian.
"Bukan persoalan keagamaan. Tapi karena Ahok tidak paham manajemen sektor publik. Seolah-olah memimpin Jakarta seperti memimpin perusahaan. Menganggap pegawai pemda adalah buruh. Itu yang salah. Manajemen sektor publik itu ada tata krama publik dan kepatutan publik," urainya. (uya/JPG)
Sumber: Jawa Pos