[PORTAL-ISLAM] Baru mendapat kembali jabatan gubernur pasca cuti kampanye, Basuki Tjahaja Purnama sudah bikin ulah lagi dengan menyatakan 'Memilih Karena Agama Melawan Konstitusi'. Hal itu disampaikan Ahok saat serah terima, Sabtu (11/212017), seperti yang diberitakan detikcom.
Berikut pendapat seorang pengamat, DR Mukhamad Najib (alumni Universitas Tokyo) yang ditulis di laman fbnya:
Memilih pasangan hidup saja kita diperintahkan untuk lihat agamanya. Apalagi pilih pemimpin yang akan mengurus hajat hidup orang banyak, tentu faktor agama menjadi sangat penting. Pemimpin yang komit pada agamanya pasti akan komit pada janjinya. Pemimpin yang baik agamanya, pada Tuhan yang tidak terlihat saja dia komit, apalagi memenuhi janji pada rakyatnya yang jelas terlihat.
Pemimpin yang komit pada agamanya tidak mungkin mengelabuhi rakyat dengan diam-diam melakukan transaksi barter Kalijodo dengan reklamasi yang menghancurkan kehidupan nelayan kecil. Pemimpin yang komit pada agamanya tidak akan mungkin mengkhianati janjinya dengan membuldoser kehidupan rakyat kecil dengan cara yang jelas-jelas melawan hukum.
Memilih pemimpin dengan melihat agamanya sama sekali tidak bertentangan dengan konstitusi, karena memang konstitusi kita berlandaskan Pancasila yang Berketuhanan Yang Maha Esa. Jadi kalo ada orang yang menganggap memilih pemimpin karena agama adalah melawan konstitusi maka pastilah dia tidak paham konstitusi.
Orang-orang yang tidak paham konstitusi mana mungkin bisa meletakkan konstitusi diatas kitab suci? Kalau mereka komit pada konstitusi tidak mungkinlah mereka melakukan tindakan melawan hukum dengan begitu telanjang.
Selamat datang hari baru..rakyat butuh pemimpin baru..bukan tukang tipu.
(Mukhamad Najib)
Sumber: fb
Suatu hari di bulan puasa teman lab sy dari China menawarkan makanan yg dia bawa dari Beijing. Sy bilang,"terimakasih,...
Dikirim oleh Mukhamad Najib pada 11 Februari 2017