[PORTAL-ISLAM] Pada masa tenang Pilkada DKI Jakarta (12-14 Februari 2017) di sosial media para Ahoker jumawa tidak ada banjir lagi di Jakarta. Mereka menjual banjir untuk kepentingan politis.
"Hujan siang malam. Berhari-hari. jakarta belum juga kena bencana banjir. Dan kau masih bilang Ahok gubernur gagal," demikian sesumbar @jokoanwar.
Twit-twit senada dari Ahokers bertebaran di jagad sosial media memanfaatkan detik-detik jelang coblosan Pilkada DKI.
Dan ternyata bukan hanya Ahoker yang jumawa "menantang banjir" dan memuja-muja junjungan mereka telah berhasil atasi banjir.
Ternyata sekelas koran KOMPAS dengan kredibilitas koran nasional juga ikut-ikutan menebar jumawa "menantang banjir".
Hal ini dilakukan sehari jelang pencoblosan Pilkada DKI Jakarta.
Di terbitan edisi 14 Februari 2017 pada kolom "Pojok"
KOMPAS menulis:
Hujan lebat kian sering terjadi
Jakarta, kok, belum banjir, ya?
Untuk apa KOMPAS menulis seperti pada H-1 Pilkada DKI? Untuk mempengaruhi warga DKI bahwa Ahok telah berhasil hilangkan banjir?
Namun akhirnya kesombongan dan jumawa "menantang banjir" ini dibalas tunai dengan datangnya banjir.
DAN ketika bencana banjir itu datang, mereka pun ngeles "Jangan politisasi banjir".
Begitulah kelakuan mereka.