Kecurangan di Pilkada DKI
Oleh Denny JA
Kehadiran KH Makruf Amin dan penghinaan padanya telah memunculkan fakta yang selama ini disembunyikan oleh Ahok. Yaitu bahwa ada kegiatan khusus yang memberikan informasi kredibel pada Ahok mengenai hubungan antara KH Makruf Amin dengan SBY. Kita bisa berdebat apakah benar ada penyadapan tetapi fakta bahwa Ahok percaya informasi itu menggambarkan sebuah fakta yang jauh lebih mengerikan, yaitu bahwa ada kegiatan khusus untuk membantu Ahok dan tak pelak dugaan paling masuk akal pemerintahan Jokowi berpihak dan bekerja untuk kemenangan Ahok.
Segera setelah kasus penghinaan MA meruyak, Luhut Binsar Panjaitan, Menko Maritim berkunjung ke KH Makruf Amin bersama Kapolda dan Pangdam Jaya. Seiring dengan itu, kita bisa merangkai dengan fakta-fakta lain: Sylvi diperiksa untuk kasus 2010 dan ada demo melaporkan Anies di depan KPK. FPI ditelisik dalam dan disibukkan dengan berbagai kasus yang terjadi jauh sebelum ini. Buku, media online dan banyak media publik dikekang dengan berbagai teknik; di antaranya ditetapkan sebagai tersangka pencemaran nama baik (kasus buku Jokowi) serta ditutup dengan tuduhan penyebar hoax.
Fakta-fakta itu membuat kita pantas merenungkan dugaan lebih jauh. Apakah seorang Ahok mampu mengorkrestasi serangkaian aksi politik ini? Siapakah yang mampu dan punya kepentingan untuk memastikan Ahok menang di Pilkada DKI ini? Lalu bila memang demikian, apa kepentingan mereka ini?
Tudingan paling mudah muncul tentu ke arah Luhut Binsar Panjaitan. Tentara, Batak, Kristen, punya bisnis banyak dan jaringan dekat termasuk dengan taipan-taipan besar. Kita tahu ia punya hubungan baik dengan para taipan khususnya sejak menjadi duta besar Singapura di mana sebagian besar taipan Indonesia memang ‘warga negara itu’. Warga negara artinya mereka juga punya KTP Indonesia namun –lihat saja apakah James Riyadi sebagai contoh– kalau masuk Singapura lewat pintu imigrasi biasa untuk WNI. Dan jadi bukan rahasia juga kalau sebagian taipan itu tidak punya NPWP pribadi seperti disebut dalam berita beberapa waktu lalu.
Tetapi siapalah LBP tanpa Ki Lurah. Lurah, bukan Pak Lurah mantan. Dan Anda pasti langsung paham alasan mengapa Ahok harus menang di Pilkada ini, yaitu menjadi pengaman reklamasi dan berbagai masalah Ki Lurah saat menjabat kala itu. Kita juga tahu kalau reklamasi memang menjadi sumber pendanaan untuk pemilu 2019.
Dengan bukti, fakta dan kepentingan sebesar itu maka tak heran energi seluruh tim Ki Lurah sedang difokuskan pada pemenangan Ahok ini. Dan melihat indikasi sejauh ini maka cara-cara busuk pun akan ditempuh pada rangkaian pemungutan suara nanti.
Jadi penting bagi semua pendukung Agus-Sylvi dan seluruh warga untuk mengawasi TPS serta seluruh proses yang melibatkan KPUD. Hati-hati karena segala cara akan ditempuh oleh mereka.
Waspadalah. Waspadalah. Kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat si jahat tetapi juga karena ada kesempatan. Jangan biarkan mereka mewujudkan niat busuknya. (mc)
Sumber: Nusantarakini