[PORTAL-ISLAM] Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mengomentari polemik tentang Presiden Joko Widodo yang menjadi imam salat asar di Masjid Alfatah, Ambon pada Jumat lalu, 24 Februari 2017.
Menurut Din, justru dirinya yang mempersilakan presiden yang beken dipanggil dengan nama Jokowi itu menjadi imam. Saat itu sehabis salat Jumat dan Jokowi hendak menjamak salat asar sekalian.
Din mengatakan, mestinya Presiden Jokowi jadi imam salat tak perlu dipermasalahkan. Mantan ketua umum Pengurus Pusat Muhammadiyah itu bahkan menyebut Jokowi memang pantas menjadi imam salat.
“Mohon tdk usah dipermasalahkan. Semula Pak Jokowi meminta saya, namun saya mendorong beliau jadi imam krn saya tahu beliau pantas utk itu,” ujar Din melalui akun @OpiniDin di Twitter.
Saat itu ada sejumlah pejabat tinggi yang menjadi makmum. Antara lain Menteri Agama Lukman Hakim Saidfuddin, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo dan Kapolri Jenderal Tito KarnavianMohon tdk usah dipermasalahkan. Semula Pak Jokowi meminta saya, namun saya mendorong beliau jadi imam krn saya tahu beliau pantas utk itu.— M. Din Syamsuddin (@OpiniDin) February 25, 2017
Namun, pengurus MUI Pusat Anton T Digdoyo justru mempertanyakan alasan menunjuk Jokowi jadi imam salat. Dalam penilaian Anton, mantan gubernur DKI itu tidak fasih dalam membaca Alquran.
"Saya pernah lihat Jokowi jadi imam salat. Bukan hanya bacaannya kacau, tapi juga gerakan-gerakan salatnya, tuma’ninah-nya, iktidalnya pun masih kacau. Maka saya heran kok dia jadi imam salat padahal di situ ada banyak ulama seperti Pak Din, Menag," ujar Anton.