[PORTAL-ISLAM] Komisioner KPU DKI Jakarta pokja pemutakhiran data pemilih Moch Sidik menanggapi beredarnya gambar E-KTP di media sosial dengan NIK dan alamat yang berbeda namun memiliki foto orang yang sama.
Dari tiga e-KTP yang ada dalam gambar tersebut, tertulis nama Mada, Saidi, dan Sukarno. NIK dalam ketiga e-KTP tersebut terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada 2017. Sidik membenarkan bahwa ketiga NIK tersebut terdaftar dalam DPT. Namun, foto dalam gambar E-KTP yang beredar itu dipalsukan menggunakan foto orang yang sama.
"Misalnya Pak Mada, itu fisiknya ada, orangnya ada Pak Mada itu dengan KTP-nya, cuma yang di-share itu fotonya berbeda. Jadi foto Pak Mada-nya ditutup oleh foto orang yang enggak bertanggung jawab itu," ujar Sidik saat dihubungi Kompas.com, Sabtu, 4 Februari 2017.
Sidik menuturkan, ketiga NIK dalam DPT yang telah ditetapkan oleh KPU DKI Jakarta itu benar dan terverifikasi. Sidik telah memastikannya dengan mengecek database yang dimiliki KPU DKI.
"Jadi yang tiga itu palsu (fotonya), yang asli adalah yang masuk di DPT itu. NIK itu bener, orangnya berbeda. Orangnya beda dan fisiknya beda," kata dia.
Dalam menyusun DPT, lanjut Sidik, KPU DKI Jakarta melakukan pemutakhiran (pencocokan dan penelitian/coklit) data pemilih dengan mendatangi langsung calon pemilih.
Petugas pemutakhiran data pemilih juga meminta fotokopi E-KTP calon pemilih untuk membuktikan bahwa yang bersangkutan memang warga Jakarta yang memenuhi syarat sebagai pemilih.
"DPT enggak bermasalah. Kami cek E-KTP-nya, KK-nya, kan kami coklit selama sebulan, menemui orang-orang yang ada di tiap rumah itu. Jadi ini saya kira modus yang memang harus diantisipasi," ucap Sidik.
Dia pun mengirimkan gambar berisi identitas ketiga orang yang fotonya dipalsukan tersebut kepada Kompas.com. Dari tiga gambar yang dikirimkan, tercantum tiga NIK dalam E-KTP yang foto orangnya dipalsukan tersebut. Foto ketiga orang di setiap NIK tersebut memang berbeda, bukan foto orang yang ada dalam gambar E-KTP yang beredar.