"LEMBAGA RESMI YANG BIKIN HOAX JUGA HARUS DITANGKAP!!"
Dalam kasus kenaikan tarif STNK maka hoax itu berasal dari lembaga resmi yang tidak koordinasi..
Dan ini bukan kali pertama Pemerintah mengeluarkan kebijakan tanpa koordinasi dan sosialisasi...
Apalagi sekedar pernyataan, sudah terlalu sering berbeda di ruang terbuka.
Padahal, eksekutif itu satu komando. Di tangan satu orang. Mustahil ada perbedaan.
Berbeda dengan legislatif, 560 orang memiliki pemilih yang berbeda. Aspirasi berbeda. Mulutnya banyak.
Maka, dengan komando tunggal Presiden Harus bisa menertibkan pejabat dan jabatan yang dibuat.
Sebab kenapa juga rakyat yang bikin hoax ditangkap sementara pejabat ini gak dipecat?
Itulah guna kita bersikap adil sebab mempersoalkan keributan rakyat maka langsung muncul keributan dari Pemerintah.
Sebab jika Pemerintah gagal menertibkan keributan dalam pemerintahan Trus rakyat suruh diam?
Inilah arti kepemimpinan, agar kita semua punya arah. Agar kita semua terarah.
Dalam keadaan kepemimpinan efektif, pun rakyat tidak bisa semuanya diam. Dan itulah demokrasi. Rakyat tidak dibungkam.
Bagi pemimpin yang percaya diri, keributan suara protes adalah sumber kebahagiaan dan kewaspadaan.
Seperti dalam rumah tangga, kalau anaknya suka ribut itu pertanda lahirnya generasi yang lebih baik.
Tertawa, gembira, pertengkaran kecil, dll adalah sumber dinamika. Jangan jadi orang tua yang selalu pakai wibawa.
Sedikit-sedikit teriak, "Diam!" Atau "Ke belakang!" Atau ancaman lainnya...itu merusak masa depan anak.
Demikianlah, kepemimpinan memerlukan kedewasaan dan jiwa besar. Di sini kecerdasan minimal diperlukan.
Bikin ruang untuk semua orang, tapi laksanakan tugas kita sebagai pemecah persoalan (problem solver). Jangan sebaliknya.
Ada juga yang setiap hari bikin masalah (problem maker) tetapi orang disuruh diam.
Ayolah, ini 2017 mari kita susun abjad persoalan. Jangan bingung mari kita bersatu.
Mari selesaikan satu per satu. Mari saling membantu. Sekedar saran untuk yang mau.
(Twitter @Fahrihamzah 06/01/2017)
