[portalpiyungan.co] Nadirsyah Hosen, seorang pengajar di salah satu universitas di Australia kena batunya.
Pagi tadi, Gus Nadir, begitu ia biasa disapa, memosting status twitter yang membuat gerah umat Islam yang dengan penuh semangat hendak menunaikan Aksi Super Damai 212 di Monas.
Rupanya, Gus Nadir, seorang Rais Syuri'ah PCNU Australia dan New Zealand ini tak menduga bahwa yang hadir di Monas hari ini, bukan saja para ulama dan umat yang bersusah payah datang dari berbagai penjuru Indonesia bahkan ada yang khusus datang dari Eropa dan jazirah Arab, yang oleh Gus Nadir dianggap seperti buih -sepertinya banyak namun tak berkualitas- namun juga Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jokowi - Jusuf Kalla!
Jika Gus Nadir menuding bahwa kerumunan yang datang ke Monas adalah tak berkualitas, apakah Gus Nadir yakin tudingannya tak salah alamat dan berani mempertanggungjawabkan kicauannya?
Sebagai seorang profesor di bidang hukum Islam, Gus Nadir semestinya lebih dapat berhati-hati dan mengendalikan ucapannya. Menyamakan saudara seakidah dan para ulama, apalagi Presiden dan Wakil Presiden dengan buih yang terlihat banyak namun tak berkualitas, adalah sebuah tudingan serius, bukan lagi sebuah joke yang lucu.
"Kalau ingin lihat bukti sabda Nabi umat Islam kualitasnya seperti buih seolah banyak tapi tidak berkualitas lihat kerumunan di Monas hari ini," tulis Gus Nadir melalui akun twitternya @Nadir_Monash, Jumat 2 Desember 2016.😭
Kalau ingin lihat bukti sabda Nabi umat Islam kualitasnya spt buih seolah byk tapi tdk berkualitas lihat kerumunan di Monas hari ini 😭— Nadirsyah Hosen (@Nadir_Monash) December 1, 2016
