Pak Sigid Kusumowidagdo, seorang analis ekonomi yang rajin menulis seputar kondisi perekonomian era Presiden saat ini, dikagetkan dengan salah satu tulisan yang tiba-tiba "hilang" dihapus dari laman fb-nya.
"PLEASE HELP: Ada yang punya Tulisan saya terakhir (judul; Jelang akhir tahun 2016 ....)? Rupanya ada yang kurang berkenan. Dihapus. Teimakasih," tulis pak Sigid pagi ini, Sabtu (17/12).
"Makin sulit menulis di Indonesia," lanjut pak Sigid prihatin.
Untung masih ada netizen yang sempat nge-Save.
Berikut tulisannya...
JELANG AKHIR TAHUN 2016 DARI SEGI ANGGARAN BELANJA & PENDAPATAN PEMERINTAH BERADA DI BAWAH HARAPAN.
(by Sigid Kusumowidagdo)
Menjelang akhir 2016 dengan segala perbaikan kebijakan yang telah dilakukan pemerintah kondisi ekonomi masih di bawah harapan.sertelah akhir kurtal III pertumbuhan Produk Domestik Bruto hanya mencapai 5,02 % dan proyeksi pertumbuhan tahun 2016 4,9 % sampai 5,1 % sementara negara-negara besar Asia rata-rata 6 % sampai 8 %.
Beberapa indikatior ekonomi menunjukkan ekonomi tidak tumbuh sesuai harapan;
(1) BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI INDONESIA SAMPAI KUARTAL III:
A.Total belanja pemerintah (penenyerapan anggaran) Rp1,305,4 Trilyun (T) atau 62,7 % dari total anggran Rp. 2,082,9 T.
B. Sampai 27/10/16 Penerimaan Pajak baru mencapai Rp 825,3 T. atau 62,5 % dari Target Rp 1,318,9 T, minus 16,6 % tehadap target atau kekurangan Rp 219 T.
C. Utang luar negeri pemerintah selesai kuartal 3 bertambah US $ 235,3 milyar, hitungan dari tahun ke tahun (Year on Year) naik 7,8 %. Utang luat negeri naik dari kuartal II 2016. Utang itu umumnya untuk proyek-proyek berjangka panjang.
D. Kenaikan utang itu terjadi walau sampai Kuartal III 2016 konsumsi pemerintah merosot minus 2,9% dikarenakan antar lain kebijakan pemotongan anggaran.
(2) PENDORONG PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA
Sampai Kuartal III faktor-faktor utama yang mendorong perumbuhan ekonomi Indonesia adalah:
A.KONSUMSI TUMAH TANGGA (Household consunption) sebesar 55,32 % yang efeknya bersifat konsumtif, jangka pendek.
B. PEMBELIAN MODAL TETAP BRUTO (PMTB.) sebesar 31,98 % . PMTB adalah pengeluaran untuk pembelian barang modal (untuk produksi) atau yang pemakaiannya lebih dari satu tahun atau barang modal untuk infrastruktur (jalan, bandara, pelabuhan, waduk dsb).
C. EKSPOR DAN IMPOR. Tetapi untuk tahun 2016 sampai semester III keduanya tidak banyak bisa menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi karena keduanya tumbuh negatif. Ekspor minus 6 % dan Impor minus 3,8 %.
KESIMPULAN:
Pertumbuhan ekonomi Indonesa 2016 tidak akan memenuhi harapan pemerintah, hanya sekitar 4,9 % sampai 5,1 % (Di bawah India, Chima, Filipina, Vietnam, Myanmar yang tumbuh di atas 6 % sampai 8%) karena belanja modal pemerintah dan swata belum maksimal karena umumnya kelambatan dalam persiapan proyek (lambatnya kerja birokrasi), Kondisi ekonomi dunia yang masih lemah dan risiko politik serta ekonomi di Indonesia yang masih tinggi menjadi penghambat masuknya modal dari luar ke Indonesia.***