Rakyat Turki, Gagalkan Kudeta Kembali!


Rakyat Turki, Gagalkan Kudeta Kembali!

By: Nandang Burhanudin

(1) "Ketika ibu pertiwi dalam emergensi. Maka seluruh rakyatnya bangkit menjadi prajurit pembela yang siap mati." Demikian kata-kata bijak Lacordaire, seorang wartawan dan penulis kenamaan Perancis.

(2) Rakyat Turki-lah yang ia maksud. Setelah sukses mengagagalkan kudeta kali kelima terhadap Presiden Erdogan. Rakyat Turki bangkit melawan kudeta keenam, 2 Desember 2016.

(3) Kudeta Dollar. Nilai tukar mata uang Turki melorot 10 % di bulan November. Bahkan di awal Desember turun lagi 0.3 % terhadap dollar AS. Hal yang mengagetkan di tengah kondisi ekonomi meningkat.

(4) Tuan Erdogan segera mengobarkan perang melawan spekulan. Erdogan paham, kondisi Turki mirip tahun 2007-2008. Namun saat ini akan mudah diselesaikan dengan cepat.

(5) Optimisme bukan basa-basi. Hutang LN di posisi Nol. Fondamen ekonomi Turki kokoh dan Turki memiliki cadangan devisa 3 kali lipat dibanding 10 tahun lalu.

(6) Tapi yang menarik adalah kesigapan rakyat Turki menukarkan simpanan dollar mereka. Mereka satu suara: Era Erdogan adalah era keemasan Turki dan kejayaan Turki tinggal menghitung hari.

(7) Hanya tersisa 6 tahun lagi tepatnya tahun 2023, target Turki menjadi raksasa ekonomi yang ditopang kekuatan industri, teknologi, pertanian, dan kekuatan militer bukan lagi mimpi.

(8) Maka bangkit melawan setiap upaya makar, konspirasi, dan aksi-aksi kejahatan adalah panggilan jihad yang tak boleh diabaikan. Rakyat Turki merasakan, betapa pahitnya saat hidup kehilangan muruah dan izzah.

(9) Terhina di era Atatruk dan pemerintahan sekuler liberal. Maka kini, rakyat Turki tak lagi memberi celah berkuasa kepada kaum liberalis dan sekularis yang terbukti hanya mampu menyebar sampah.

(10) Ada baiknya rakyat Indonesia mengambil peran seperti rakyat Turki. Berjuang dalam senyap. Bergerak dalam diam. Aktif di setiap Pemilu. Memilih parpol Islam. Menghempaskan anasir kejahatan.

(11) Tinggal masalahnya, mampukah parpol Islam memaksimalkan kepercayaan umat? Mengutus kader-kader pilihan. Lalu semua bergerak demi satu tujuan: kejayaan Islam dan umatnya.

(12) Bukan sekadar mengisi ruang kosong jabatan atau kekayaan. Bukan pula yang bertutur manis saat kampanye, namun bermuka sinis saat diminta parade amal. Saya yakin harapan itu masih ada untuk Indonesia.


Baca juga :