[portalpiyungan.co] ANKARA - Pelaku penembakan yang menewaskan Duta Besar Russia untuk Turki Andrey Karlov di Ankara hari Senin, 19 Desember 2016 lalu, ternyata terhubung dengan 8 orang, 7 di antaranya petugas kepolisian yang telah dipecat, melalui aplikasi seluler Bylock App, tutur sumber di kantor Jaksa Penuntut Umum kota Ankara dan kepolisian kepada kantor berita Turki Anadolu Agency.
Aplikasi ByLock, disebut-sebut terkait dengan kudeta Turki yang gagal 15 Juli 2016 lalu.
Mevlut Mert Altintas, nama polisi yang saat membunuh Andrey Karlov sedang tidak bertugas, telah menggunakan aplikasi Bylock untuk terhubung dengan 8 orang, termasuk 7 petugas kepolisian yang telah dipecat setelah percobaan kudeta, tutur sumber yang tidak ingin disebut namanya karena adanya larangan berbicara kepada media, hari Kamis 21 Desember 2016.
Informasi baru ini muncul ke permukaan saat tim investigasi khusus, yang dibentuk di bawah pengawasan kantor Kejaksaan, melakukan pemeriksaan pada saluran telepon yang terdaftar atas nama Altintas.
"Kedelapan orang yang terhubung dengan Altintas, termasuk seorang kapten polisi, seorang kepala deputi polisi, 5 petugas kepolisian, tercatat merupakan rekan kerja Altintas di kantor yang sama. Sementara seorang yang lain adalah pebisnis di Denizli," demikian imbuh sumber tersebut.
Duta Besar Karlov meninggal hari Senin 19 Desember 2016 setelah ditembak beberapa kali dalam sebuah pameran seni di Ankara. Karlov sedang berpidato saat pria Turki berusia 22 tahun menyerangnya dengan tembakan. Altintas kemudian tewas ditembak oleh petugas keamanan yang berada di TKP.
Altintas disebut anggota jaringan FETO Gulen yang merupakan otak kudeta gagal pada 15 Juli 2016 lalu.
Sumber: Anadolu Agency