[portalpiyungan.co] Rencana Dzikir yang dilaksanakan di Stadion Rawamangun, Jakarta Timur, Minggu, Ahad 18 Desember 2016 sekitar pukul 14.00 WIB, rupanya menuai persoalan yang menimpa Pemimpin Majelis Dzikir Manaqib, KH. Junaedi Albaghdadi alias Abah.
Abah yang diundang, melalui salah satu panitia, Mochtar Mohammad (Mantan Walikota Bekasi) dan seorang panitia lainnya bernama Ditor, tidak mengetahui dan juga tidak diberitahu jika Dzikir yang akan dilaksanakan rupanya sebagai bagian dari “Kampanye” Ahok-Djarot.
“Abah marah, karena panitia tidak memberitahu sama sekali jika dimanfaatkan untuk kegiatan politis,” ujarnya, yang akhirnya tidak bersedia hadir.
Abah sendiri baru tahu jika dirinya dimanfaatkan oleh pendukung Ahok, setelah melihat iklan di salah satu media cetak yang memuat poster ajakan untuk Dzikir dipimpin olehnya, yang ternyata terpampang wajah Ahok-Djarot.
Bahkan bukan hanya Abah yang tidak hadir, anggota majelis yang dipimpinnya juga kecewa ketika tahu, melalui spanduk yang beredar melalui sosial media, jika acara Dzikir yang dipimpin oleh Abah, dipakai untuk kepentingan politik Ahok dan Djarot.
“Puluhan ribu peserta acara Dzikir tidak terima dengan cara panitia (menipu mereka – red),” ujar Abah yang juga Pimpinan Pondok Pesantren Barokatul Qodiri.
Abah tidak ingin dipolitisasi dan juga tidak mau disalahkan, jika dikemudian hari ternyata acara tersebut, ternyata melanggar aturan kampanye, karena panitia memasang iklan di Media Massa dengan menulis namanya.
Sementara pihak panitia sendiri tidak dapat dihubungi, menurut Abah, dia hanya tahu secara personal, dan nama organisasi yang membuat acara tersebut, Abah sama sekali tidak tahu.
Dari pantauan pembawaberita.com di lokasi acara, ternyata tidak terlaksana seperti yang diharapkan, tampak yang hadir diperkirakan tidak sampai seratus orang, dan pada bagian belakang justru dimanfaatkan anak-anak untuk bermain bola.
Sumber: PembawaBerita