Operasi Senyap Lumpuhkan Indonesia: Usai Bibit Cabai, Kini Hadir Bibit Padi Berbakteri Dari Cina


[portalpiyungan.co] Rupanya tanaman Cabe berbakteri yang diketemukan di Bogor, bukanlah hal baru, karena dari hasil penelitian pihak Institut Pertanian Bogor, rupanya bibit padi Hibrida yang dimasukkan oleh Pemerintah melalui Departemen Pertanian juga mengandung bakteri.

Hal ini diungkapkan oleh sejumlah pakar pertanian dari IPB, bahkan padi berbakteri ini sudah menyebar hampir di seluruh persawahan di Pulau Jawa.

“Benih padi asal Tiongkok ini memang merupakan program swasembada beras Kementerian Pertanian,” ujar Ketua Departemen Proteksi Tanaman Fakultas Pertanian IPB, Dr, Suryo Wiyono.

Dari hasil penelitian tersebut, diketemukan jika jenis bakteri yang dibawa dengan bibit padi dari Tiongkok China ini adalah Burkholderia glumae, bakteri ini membuat padi tidak berisi dan membusuk.

“Kondisi ini justru terbalik dengan ucapan pemerintah yang katakan jika hasil produksi panen padi Hibrida lebih tinggi daripada padi Nasional,” ujarnya, menurut Suryo hal ini justru membuat petani semakin menderita.

Walaupun belum ditemukannya dampak secara kesehatan pada manusia, karena yang berbakteri hanya pada bibitnya, namun penggunaan bibit jenis Hibrida ini, akan merugikan petani, dikarenakan turunan padi hibrida ini tidak dapat ditanam kembali, akibatnya pemerintah harus mendatangkan kembali dari Tiongkok.

Sementara dari harga justru jenis padi Hibrida ini lebih mahal dibandingkan dengan bibit padi Nasional, perkilogramnya Rp.40 ribu, sementara harga bibit padi Nasional hanya Rp. 10-15 ribu perkilogramnya.

Sementara itu, sebelumnya pemerintah mengklaim jika jenis padi Hibrida dari Tiongkok ini akan meningkatkan produksi petani hingga 8 ton tidak pernah terbukti sejak diluncurkan beberapa tahun lalu.

Bahkan klaim pemerintah yang justru menyalahkan petani dengan mengatakan jika proses penanaman kurang baik perawatannya, menurut Suryo hanyalah sikap pembenaran dari pemerintah saja.

Untuk wilayah Bogor sendiri pihak Dinas Pertanian melalui kepala Dinasnya, Azrin Syamsudin menyebutkan jika saat ini pihaknya lebih banyak memakai 15 jenis bibit padi Nasional, dan itu melalui proses penanaman di satu tempat jika dirasa cocok baru disebarkan.

Sumber: PembawaBerita
Baca juga :