[portalpiyungan.co] Diceritakan Nur Hamdan di laman fb-nya (23/12/2016). Kisah nyata sangat inspiratif.
Aku dapet seorang kenalan, gak tau dia pengusaha apaan. Pastinya banyak. Anaknya 8 orang, yang paling kecil baru kelas 4 SD. 5 perempuan dan 3 laki-laki. Yang perempuan masih 3 orang yang belum menikah. Ngarep jadi mantunya nih. Hehe,...
Rumahnya di daerah Tebet, Jakarta selatan. Tampak depan rumahnya biasa saja, tapi begitu masuk kedalam, lengkap dengan perabotan dan furniture yang menurutku lux banget.
Mobil berjejer ada 6 biji di luar, dan 2 di dalam. Ada 1 alphard, 1 mini cooper, 1 range rover, 1 innova, dan 4 mercy. Pembantunya 6 ( 4 perempuan dan 2 laki-laki), serta sopirnya ada 2 orang.
Tapi bukan itu yang mau ku pamerin,...ngapain juga pamerin harta orang. Hanya berkata dalam hati, kapan ya aku bisa seperti dia?
Setelah berkunjung sekali dua kali dan ngobrol santai, ternyata dia humble banget, dermawan, gak sombong, rendah hati serta mau menghargai sesama yang notabene wong cilik sekalipun. Gak lama saat ku menikmati secangkir kopi, ada pengamen dan pengemis datang bergantian. Gak taunya pembantunya langsung memberikan nasi kotak yang memang sudah di sediakan untuk orang yang datang minta-minta. Mungkin di dalamnya ada uangnya juga kali yaa,..
Dari situ aku bergumam dalam hati, jarang-jarang di kota jakarta ada orang kaya yang sebaik ini. Beruntunglah aku bisa mengenalnya.
Setelah ku tanya apa rahasianya, ternyata simpel banget tapi berat untuk di kerjakan.
Dia bilang bahwa kita sebagai muslim harus kaya. Kaya materi juga kaya hatinya. Catat !!!
Dia meraih kaya secara materi itu dengan kerja keras serta kerja cerdas. Sering dia menang tender. Di samping itu memang dia orangnya religius banget. Selain yang wajib, duhanya selalu, tahajudnya gak ketinggalan, rutin puasa senin kamis, serta dermawan.
Satu hal yang membuatku menggelitik saat dia bicara. Dia bilang gini, jangan khawatir miskin selama kamu yakin bahwa Tuhanmu itu maha kaya. Jleb !!!
Ku hanya diam tak bisa berkata-kata selain mendengarkan dia bicara.
Abis denger "ceramah"nya, dia juga berbagi tips dalam berbisnis (yang menurutku ilmu "mahal" yang jika di workshop mungkin aku belum tentu mampu membayar harga tiketnya).
Dan di penghujung obrolan kami, dia bilang bekerjalah yang tekun, tunda kesenangan, bahagiakan orang tua terlebih dulu, terus keluarga, baru sesamanya.
Begitu luas ilmu yang bertebaran di muka bumi. Andaikan tinta itu terbuat dari air laut, belum cukuplah untuk menuliskan ilmu dari Tuhan.
Selalu ambil nilai-nilai positif dari setiap orang yang kamu jumpai, ambil pelajaran darinya, agar kamu tau bagaimana cara menghargai orang lain.
Moga menginspirasi,...
Aku dapet seorang kenalan, gak tau dia pengusaha apaan. Pastinya banyak. Anaknya 8 orang, yang paling kecil baru kelas 4...
Posted by Nur Hamdan on Friday, December 23, 2016