[portalpiyungan.co] Pengamat senior ‘Israel’ menduga, pembunuhan yang dilakukan dinas intelijen Israel MOSSAD terhadap kreator pesawat Hamas dari Tunisia, Muhammad Al-Zawari adalah karena kecemasan terhadap potensi Zawari dalam menciptakan senjata penghancur keseimbangan strategis, serta kontribusinya kepada Hamas.
Ben Caspit, pengamat militer ‘Israel’ mengatakan, Zawari tengah mendesain kapal selam yang dapat beroperasi dari jarak jauh. Ini merupakan ancaman strategis bagi penjajah Zionis dan dengan itu Hamas dapat memberikan ancaman besar kepada ‘Israel’.
Dalam sebuah artikel yang diterbitkan “Yisrael Pulse”, Kamis (22/12) lalu dan diterjemahkan Arabi21, Caspit memberikan catatan mengenai kemampuan sayap militer Hamas mengendalikan kapal selam yang dapat dikontrol dari jarak jauh dan dapat digunakan menyerang ladang minyak ‘Israel’ yang berada di kedalaman laut Mediterania. Jelas itu merupakan aset strategis dan geo-strategis bagi ‘Israel’.
Caspit memperkirakan, Mossad telah mematikan kamera yang ada saat proses pembunuhan. Belajar dari pengalaman yang mereka petik saat membunuh pimpinan Hamas, Mahmud Al-Mabhouh di Dubai. Ketika itu seluruh wajah pembunuh dapat tersingkap, begitupula pergerakan mereka dari saat mereka tiba di bandara Dubai menuju hotel, seluruhnya dapat terdeteksi. Menurut Caspit, tidak menutup kemungkinan unit teknis Mossad telah menonaktifkan seluruh kamera atau paling tidak mengubah konten kamera dengan film-film lama.
Gideon Levy, satu-satunya wartawan yang melontarkan kecaman keras terhadap ‘Israel’ atas pembunuhan Al-Zawari mengatakan, “Apa yang akan terjadi jika ada yang membunuh insinyur militer baik darat maupun udara ‘Israel’? Bagaimana ‘Israel’ akan memberikan respon? Mereka akan mengatakan: Negara manapun yang telah melakukan pembunuhan itu telah melewati batas,” kata Levy dalam artikel yang diterbitkan Haaretz, Kamis (22/12) lalu.
Ia menambahkan, “Semua orang di ‘Israel’ menyikapi pembunuhan Al-Zawari dengan penuh ketakjuban dan kebanggaan.” Levy mencatat bahwa euforia tampak menyelimuti wajah-wajah wartawan dan pengamat ‘Israel’ yang bekerja sesuai batas-batas yang diizinkan oleh sensor militer ‘Israel’. Dan meskipun dari kata-kata yang dikeluarkan para pengamat tidak menjelaskan siapa dalang di balik pembunuhan itu, mereka membeberkan seluruh indikator keterlibatan Mossad dalam operasi pembunuhan Al-Zawari.* (Arabi21.com | Sahabat Al-Aqsha/Dul)
(HAMAS berduka atas terbunuhnya Al-Zawari)
Zawari dibunuh di depan rumahnya pada 15 Desember 2016 di kota Sfaxien tenggara Tunisia. Ia ditembak di bagian kepala dan dadanya.
Aksi pembunuhan ini sudah direncanakan sebelumnya sejak bulan bulan Juli kemarin, di dua negara Eropa oleh dua orang asing, salah satunya keturunan Arab.
Sejak Jum’at kemarin, warga Tunisia berbondong-bondong meminta pemerintahnya menangkap pelaku pembunuhan tersebut dan menganggap normalisasi dengan Zionis sebagai sebuah kejahatan.
Sebelumnya, gerakan Hamas mengumumkan, bahwa Zawari adalah salah satu komandan sayap militer gerakan perlawanan Islam Hamas, Brigade Al-Qossam. Hamas juga mengklaim pembunuhan tersebut dilakukan oleh Zionis Israel di luar negeri. (InfoPalestina)