[portalpiyungan.co] Persoalan bantuan yang ditujukan kepada warga Suriah dari yayasan Indonesia Humanitarian Relief (IHR), dibuat menjadi bahan ulasan untuk review memfitnah GNPF-MUI yang diketuai Ustad Bachtiar Nasir, menjadi Persoalan tersendiri, ketika pihak Kepolisian pada sebuah keterangan pers hari Senin, 26 Desember 2016.
Kepala Biro Penerangan Masyarakat, Humas Mabes Polri, Brigjend Rikwanto mengakui jika persoalan dana yang berasal masyarakat adalah hak masyarakat untuk diberikan atau disalurkan kepada siapa, namun persoalannya adalah tujuan sumbangan tersebut apakah benar atau tidak. Rikwanto membenarkan jika pihaknya baru mengetahuinya melalui media sosial.
Sementara itu, persoalan munculnya nama Ustad Bachtiar Nasir, karena selain sebagai Ketua GNPF-MUI, juga sebagai penanggung jawab IHR. hal inilah yang dimanfaatkan oleh pihak pembenci Ustad Bachtiar, jika sumbangan masyarakat muslim Indonesia pada aksi 212 lalu, diberikan kepada pihak pasukan yang melawan pasukan pemerintahan Bashar Al Assad, bersama sekutunya dari Iran dan Rusia, yang diklaim oleh pembenci Ustad Bachtiar adalah kelompok ISIS.
IHR Sendiri Sudah mengeluarkan pernyataan terkait dengan tuduhan dan fitnah yang dilontarkan kepada mereka, selain itu masih belum didapatnya keterangan bagaimana hingga bantuan tersebut bisa dikuasai oleh pihak pasukan warga yang dkliam oleh Bashar adalah kelompok ISIS.
Sementara itu dari video yang diunggah Youtube, tampak sebuah keganjilan ketika beberapa tumpukan dan bantuan yang dikumpulkan oleh warga ternyata sebagian isinya adalah pembalut alias pampers dengan mereka Royal, baik untuk anak-anak mapun untuk wanita dewasa.
“Sekarang yang jadi pertanyaan, pemberontak mau ngapain dengan pampers itu?” ujar Abdullah Kellrey Ketua Indonesian Youth Solidarity.
Dullah sendiri mengakui jika tidak memiliki data jelas terkait dengan keberadaan bantuan tersebut di tangan musuh pasukan pemerintah Bashar.
Namun Dullah memperkirakan jika bantuan tersebut, bisa sampai ketangan pasukan warga, dikarenakan pihak organisasi tidak bisa membedakan mereka, dikarenakan pasukan yang melawan Bashar dan sekutunya tidak saja sporadis namun juga bukan pasukan militer berseragam yang mudah diketahui dan dideteksi.
“Selama ini kita hanya direcoki dengan berita sepihak dari Bashar dan sekutunya jika yang mereka perangi adalah pasukan pemberontak dari organisasi ISIS,” ujar Dullah.
Namun kenyataannya jika serangan yang dilakukan justru membuat wanita dan anak-anak yang banyak menjadi korban, bahkan tidak sedikit pesohor dunia yang merasa ikut membantu.
Sumber: BeritaIslam24H