[portalpiyungan.co] JAKARTA - Isu reshuffle kabinet muncul ke permukaan menjelang pergantian tahun.
Dilansir laman Indonesia Policy, Selasa (27/12/2016), dikabarkan Gerindra dan PKS akan masuk kabinet Jokowi-JK.
Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) – Jusuf Kalla (JK) membutuhkan darah segar. Kader Partai Gerindra, rencananya 15 Januari 2017 masuk ke lingkungan istana. Kepala Staf Presiden (KSP) yang sekarang dijabat Teten Masduki, semula akan diganti 28 Desember besok. Namun, entah atas pertimbangan apa, pergantian itu diundur. “Biasalah Jokowi kan orang Jawa, perlu menghitung hari baik untuk pergantian itu,” ujar sumber indonesiapolicy.com di istana.
Kader Gerindra dimasukkan dalam Kabinet Kerja ini untuk memperkuat performance Kabinet Kerja pemerintahan Jokowi-JK. Selama ini partai tersebut terkesan sebagai oposisi “malu-malu”. Memang ada kritik beberapa kader partai Gerindra terhadap pemerintah, namun Jokowi rupanya menjalin hubungan khusus dengan Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Dalam tahun ketiga pemerintahannya, Jokowi membutuhkan Gerindra, terutama untuk menahan serangan dari mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Nah, jabatan yang tepat untuk kader Gerindra, dan dia adalah kader “kesayangan” Prabowo, KSP. Mengingat Teten Masduki dianggap kinerjanya tidak maksimal pada jabatan itu. Tentu saja, di samping itu bekas aktivis Indonesia Corruption Watch (ICW) tak ada partai yang mendukung atau membekinginya. Seperti, pergantian kabinet sebelumnya, yang terpental adalah sosok yang tak punya kekuatan partai. Kalaupun ada, partai tersebut sudah tak lagi mendukung kader tersebut.
Selain digesernya Teten, ada kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang masuk kabinet Jokowi-JK menggeser jabatan-jabatan dari kader Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). Partai pimpinan Muhaimin Iskandar ini dianggap mengkhianati Jokowi dengan menyeberang ke kubu SBY dalam Pilkada DKI Jakarta. PDI Perjuangan akan mendapat tambahan satu menteri, yaitu Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal.
Dengan tambahan dari dua partai yang sebelumnya berseberangan PKS dan Gerinda, pemerintahan Jokowi-JK akan semakin kuat kukunya. Terutama, dukungan partai-partai itu di lembaga legislatif (DPR). Pemerintahan Jokowi- JK hanya kehilangan PKB, yang dianggap tidak begitu siginifikan. Apalagi, partai tersebut sudah jelas-jelas menyeberang ke kubu SBY. Pantaslah ada adagium, “dalam politik tak ada kawan atau musuh abadi, yang ada adalah kepentingan yang sama.”
Sementara itu Sekjen PKB Abdul Kadir Karding berharap perwakilan partainya di kabinet aman.
"Ya kami berharap, semoga menteri-menteri kami posisinya aman. Kami ingin tetap bekerja sama dengan pemerintahan Pak Jokowi," ucap Karding menanggapi pertanyaan wartawan soal reshuffle kabinet di sela acara Haul ke-7 Gus Dur di DPP PKB, Jakarta Pusat, Selasa (27/12/2016), seperti dikutip detikcom.
Karding menuturkan komunikasi PKB dengan Presiden Jokowi sangat baik. Sampai kini Presiden belum mengungkap rencana reshuffle kabinet.
"Kami tetap berkomunikasi dengan presiden dan itu rutin dilakukan. Ya untuk membahas kerja sama dalam melaksanakan tugas pemerintah. Untuk isu reshuffle, kami belum komunikasikan," imbuhnya.
Terkait kabar bergabungnya Gerindra dan PKS dalam kabinet Jokowi-JK hingga saat ini belum ada tanggapan resmi dari para petinggi kedua partai tersebut.
Sumber: Indonesia Policy, Detikcom