[portalpiyungan.co] Banyak yang mencibir Erdogan atas tragedi Aleppo. Mereka mengutuk Erdogan karena tidak membantu dengan menerjunkan pasukan militer Turki ke Aleppo.
Yang ingin militer Turki terjun langsung ke Aleppo dalam kondisi sekarang ini adalah pihak yang ingin menghancurkan Turki sehancur-hancurnya. Namun Erdogan bukan politisi kacangan, Erdogan tak mau masuk dalam "jebakan" penghancuran.
Erdogan pun tegas mengatakan: "They said I failed Aleppo! they want me to send my army to fight against Russia, US-YPG/PKK Iran Assad and Israel all at once!"
(Erdogan: "Mereka mengatakan saya gagal atas Aleppo! Mereka ingin saya mengirim pasukan Turki untuk melawan Rusia, US-YPG/PKK (milisi komunis Kurdi), Iran, Assad dan Israel sekaligus!"
Kalau Erdogan mengirim pasukan ke Aleppo (sendirian, tanpa bantuan dari koalisi negara Arab seperti Saudi dll) itu sama saja misi bunuh diri. Dan itu yang dikehendaki AS-Rusia-Assad-Syiah Iran-Israel.Erdogan: "They said I failed Aleppo! they want me to send my army to fight against Russia, US-YPG/PKK Iran Assad and Israel all at once!"— Victory Series NEWS (@victorynewshd) 17 Desember 2016
Berikut tambahan tulisan dari ustadz Nandang Burhanudin terkait "TURKI & ALEPPO":
(1) 6 tahun lalu. Turki meminta AS, sekutu dan Rusia untuk memberi zona aman bagi sipil. Tapi semua menolak.
(2) Turki meminta jalur logistik untuk rakyat sipil. Tapi malah dibombardir. Hingga tragedi penembakan MIG Rusia terjadi.
(3) Turki pun dibatasi wewenangnya dalam operasi Eufrat Shield. Tidak boleh menghabisi PYD (milisi kurdi) dan harus memberi ruang ISIS.
(4) Turki sejak awal menjadi penyeimbang kekuatan yang membackup Assad. Turki selalu bertanya, mengapa Assad tidak dilengserkan seperti Qadafi atau Saddam?
(5) Giliran bertanya di atas. Malah Erdogan sendiri yang hampir saja hilang dari peredaran dengan kudeta berdarah. (Alhamdulillah gagal)
(6) Jawabannya terang benderang. Assad adalah anak kesayangan Israel dan Syiah Iran. Berkat Assad, kekuatan rakyat Arab dilumpuhkan.
(7) Assad berterimakasih pada AsSisi di Mesir. Berkat bantuan Mesir, pembantaian di Aleppo berlangsung cepat dan lancar. (Dulu saat Mursi berkuasa beliau mendukung Revolusi Rakyat Suriah menggulingkan rezim Assad -red)
(8) Sebagaimana Assad berterimakasih kepada kedua Menlu AS-Rusia, yang satu sama lain saling memberi ruang dalam membantai umat Islam Sunni.
(9) AS bebas membunuhi Muslim Sunni di Irak. Rusia di Syiria. Israel di Palestina. Iran di Yaman dan Libanon. Semua atas restu dari Raja Jordan.
(10) Jadi. Genosida di Aleppo adalah fakta. Rezim Assad seperti mendapat License to Kill. Sama halnya Netanyahu dan AsAsisi atau junta Myanmar atas Rohingya.
(11) Jika seorang Dubes RI tidak memahami soal genosida. Kita harus husnuzhan. Sebab seorang Dubes mendapat fasilitas lengkap dan pengawalan VVIP dari rezim Assad.
(12) Aleppo tidak akan berakhir untuk bangkit melawan. Sejarah Aleppo dibangun dengan darah, nyawa dan air mata. Aleppo hanya permulaan.
(13) Aleppo sedang menyadarkan kita, bahwa perang Salib tengah berlangsung atas karpet merah dan restu dari kalangan munafikin dan Syiah.