"BOM BAS TIS"
Oleh: Nandang Burhanuddin
Ada bom 3 kg. Dibawa dari SOLO ke Bekasi. Rencana digunakan untuk meledakkan istana. Waktunya saat pergantian paspampres. Bom meledak setengahnya.
1. Bom 3 kg.
Bentuknya apa?
Beli bahannya dari mana?
Uangnya dari siapa?
Kok bisa belanja bahan bom 3 kg?
Apa gak dicurigai?
TNI sejak lama mengaku tak punya bahan C4.
2. Dibawa dari Solo.
Dibawa pake apa?
Via kereta, bus, truk, atau mobil pribadi?
Jarak ratusan km, bukankah rajin operasi?
Kok bisa lolos?
Operasi selama ini ngapain aja?
Kok Solo? Bukankah Jokowi mantan Walkot Solo?
Ada apa sich dengan Solo?
Selalu bikin apa-apa serba bantet.
Kagak jadi apa-apa.
ESEMKA...astagfirullah.
Gubernur..inna lillahi.
Presiden...na'udzubillah.
Teroris...yahdihumullah.
Jika dengan ABB. Bukankah ABB sejak 2008 dipenjarakan?
3. Meledakkan istana saat pergantian jaga paspampres.
Masa sich. Sinyal HP saja susah. Apalagi sinyal bom.
Lagian Paspampres dianggap pasukan pampers apa? Pelecehan banget.
Setahu ane. Istana itu dijaga 4 lapis. Jangankan bom. Kue lapis aja, bisa lumer.
Ngaco banget deh....
4. Bom meledak setengahnya.
Mirip lagu balonku ada lima.
Meletus balon hijau dooor.
Hatiku sangat kacau.
Bomku tinggal setengah.
Kupegang erat-erat.
Emang bom bisa dipisah-pisahin kayak bolu kukus ubi Cilembu?
Sampai di sini. Kepolisian kurang lihai membuat skenario secanggih Bom Bali II. Itu dulu.... Dulu rakyat mudah dibohongi. Belum banyak pengguna medsos. Tapi sekarang? Maaf-maaf. Cerita polisi gariing....