Statemen Ahok menurut Ahli Bahasa Arab: Ahok Merendahkan Al-Quran, Agama Islam, dan Umat Islam


[portalpiyungan.coSiang ini saya ditelpon Neno Warisman, dari GNPF-MUI, minta komentar sebagai ahli bahasa Arab tentang pernyataan Ahok. Dan berikut statement yang saya berikan:

Dalam pandangan saya, statement Ahok tentang surat al-Maidah: 51 tersebut sangat merendahkan Al-Qur’an, Agama Islam, dan kaum Muslimin.

Pertama, Ia merendahkan al-Qur’an karena al-Qur’an yang merupakan kitab suci dan pedoman hidup ummat Islam itu dianggap sebagai kebohongan dan alat untuk membohongi. Surat al-Maidah ayat 51 yang merupakan tuntunan al-Qur’an dalam memilih pemimpin dianggap sebagai kebohongan dan dipakai untuk membohongi. Sebab, membohongi itu selalu menggunakan kebohongan. Tidak mungkin membohongi dengan kebenaran. Maka ketika Ahok mengatakan “dibohongin pake surat al-Maidah 51” itu berarti bahwa bagi dia surat al-Maidah ayat 51 itu tersebut adalah kebohongan dan menggunakannya untuk menganjurkan orang untuk tidak memilih pemimpin non muslim adalah pembohongan.

Kedua, Ia merendahkan agama Islam karena tradisi saling menasihati dan menganjurkan untuk kembali kepada al-Qur’an dalam mengambil sebuah keputusan (dalam hal ini memilih pemimpin) dianggap sebagai proses pembohongan. Kembali kepada al-Qur’an dan Sunnah dalam segala urusan adalah inti ajaran Islam. Menganjurkan memilih pemimpin berdasarkan kriteria al-Qur’an adalah implementasi ajaran Islam. Tapi Ahok melihat ini sebagai proses pembohongan yang hanya bertujuan untuk menghalangi ummat Islam memilih pemimpin non-Muslim seperti dirinya.

Ketiga, Ia merendahkan ummat Islam karena ia menganggap mereka menjadi subyek dan obyek dari proses pembohongan tersebut. Tidak ada yang mengajak memilih pemimpin atas kriteria al-Qur’an kecuali ia seorang muslim yang ingin mengamalkan ajaran Islam. Dan yang ia ajak pasti saudaranya sesama muslim, karena hal ini adalah kewajiban sesama muslim untuk saling menasihati kepada kebenaran. Tapi Ahok melihat mereka bukan sebagai saudara sesama muslim yang sedang saling menasihati kepada ajaran al-Qur’an. Ia justru menganggap mereka sebagai orang yang sedang menggunakan al-Qur’an untuk membohongi satu sama lain.

Wallahu A’lam

Dr. Nasaruddin, M.Ed.
Dosen Bahasa Arab UIN Sunan Ampel Surabaya.


Baca juga :