[portalpiyungan.com] Setelah dalam aksi hari Jumat, 4 November 2016 perwakilan ulama tidak dapat bertemu dengan Presiden, akhirnya Presiden Republik Indonesia Joko Widodo memutuskan untuk sowan ke Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Senin, 7 November 2016 sore.
Saat tiba di kantor PBNU di Jalan Kramat Raya 164, Jakarta, Jokowi disambut Rais Aam PBNU KH Ma’ruf Amin, Ketum PBNU KH Said Aqil Siroj, serta sejumlah pengurus syuriyah dan tanfidziyah PBNU.
Jokowi yang tiba sekitar pukul 16.00 WIB langsung berdialog dengan pengurus PBNU di ruang Ketua Umum PBNU, Lantai 3 Gedung PBNU.
Dalam pernyataan pers, Jokowi mengungkap dua hal yang menjadi alasan kunjungannya ke PBNU.
Yang pertama, Jokowi menegaskan, ia hendak mengokohkan kembali komitmen untuk menciptakan persatuan dan toleransi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Menurut Jokowi, peranan dan posisi NU sebagai penyangga utama toleransi berkebangsaan sudah sangat jelas.
“Yang kedua, saya sampaikan terima kasih kepada jajaran NU, dari pusat sampai daerah, yang telah memberikan pernyataan-pernyataan yang mendinginkan sehingga demo berjalan tertib sampai maghrib,” ujarnya.
Turut serta dalam pertemuan kali ini Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Sekjen PBNU H Helmy Faishal Zaini, Rais Syuriyah PBNU KH Masdar Farid Mas'udi, dan beberapa pengurus lainnya.