[portalpiyungan.co] Ketua Umum Pengurus Besar Nadhatul Ulama Said Aqil Siroj mengingatkan, Joko Widodo jangan hanya kondisi genting saja baru menjalin silaturahmi ke NU dan Muhammadiyah.
Hal itu disampaikan Said Aqil menanggapi safari Jokowi ke NU, Muhammadiyah dan memanggil ulama secara rutin ke Istana Negara belakangan ini.
“Jangan silaturahmi saat ada masalah genting saja ke NU, Muhammadiyah, tapi komunikasi harus tetap terjaga,” kata Said diacara pembukaan Kompetisi Liga Santri Piala Gubernur Jawa Timur di Stadion Brawijaya Kediri, Jawa Timur, Sabtu 12 November 2016 malam.
Jokowi harusnya bersyukur di Indonesia memiliki ormas Islam, yang ikut berperan menciptakan kondisi yang stabil di tengah masyarakat.
“Alhamdulillah Indonesia punya ormas besar NU dan Muhammadiyah sebagai perekat, penyeimbang dan pemersatu ketika menghadapi kondisi yang buntu.”
Terkait proses kepolisian dalam menangani kasus penistaan agama, yang dilakukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, Said Aqil menilai penanganannya lamban.
“Proses hukum harus segera, ini masih terbilang terlambat, tapi tetap harus diusut segera agar tidak menimbulkan emosi masyarakat banyak.”
Said Aqil pun tak mau menanggapi lebih jauh perihal Ahok diminta mundur oleh partai pendukung dari calon Pilkada DKI.
“Mundur tidaknya semua terserah Ahok, yang jelas proses hukum terus berjalan.”
Jokowi sebelumnya menegaskan, safari yang dilakukan ke ormas dan aparat keamanan dilakukan untuk memastikan kesepahaman mengenai NKRI. NKRI menurut Jokowi harus dijaga bersama.
“Ini untuk memberikan penjelasan secara gamblang baik ke partai, baik juga ke ulama, para kiai, habaib, ustaz semuanya termasuk ke TNI dan Polri untuk memberikan penjelasan penjelasan, gambaran, betapa negara ini majemuk dan beragam,” ujar Jokowi, Sabtu 12 November 2016.
Jokowi memulai kunjungannya dengan menemui prajurit TNI di Mabes AD, kemudian kantor PBNU. Safari dilanjutkan keesokan harinya dengan menemui perwira polisi di PTIK dan setelahnya berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah. Jokowi kemudian mengundang sejumlah ormas muslim ke Istana, mendatangi Markas Kopassus, Mako Brimob serta menemui prajurit Marinir.