[portalpiyungan.info] Ramai beredar kabar, seorang tokoh Tionghoa pendukung aksi damai Bela Islam, Lieus Sungkharisma dituding sebagai pengkhianat oleh kelompok Tionghoa pro Ahok.
Menyikapi hal tersebut, aktivis 98 Zeng Wei Jian menuliskan catatan tersendiri.
Inilah catatan Zeng Wei Jian yang berjudul "Modern Disease":
Salah satu alasan saya menyatakan etnik Tionghoa prohok sebagai "Cina-rasis" adalah saat mereka bilang Lieus Sungkharisma adalah "pengkhianat Cina" karena bersikap anti Ahok.
Seolah-olah, as a chinese, Lieus harus mendukung Ahok. No mater what. Sekali pun Ahok ngaco, tetap harus didukung. Karena Ahok adalah Cina.
Ada sejumlah indikator lain. Mereka tidak senang dengan predikat "Tokoh Tionghoa" disematkan sebelum nama Lieus Sungkharisma.
Mereka bilang, mereka tidak pernah memberikan title tersebut kepada Lieus. Mereka juga ngenyek, sejak kapan Lieus jadi wakil mereka.
Padahal, bukan Lieus tapi media yang menempelkan title itu.
Saking kalapnya Cina-rasis ini, ada seorang prohok ancam Lieus akan disidang rame-rame. "Sidang adat" itu dipimpin oleh Tomi Winata. Padahal, TW tidak mungkin lakukan itu. Saking edannya prohok itu, sampe jual nama TW untuk menakut-nakuti.
Ada lagi gagasan bikin petisi menolak Lieus. Syahdan, mereka hendak memecat Lieus sebagai etnik Tionghoa. Hanya karena anti Ahok.
Belum pernah ada segolongan rasis sedungu ini. Bahkan kaum American redneck nggak pernah berpikir memecat seorang kulit putih dari ras caucasoid atau dibatalkan keanggotaanya sebagai WASP (White Anglo Saxon Protestan) karena menikah dengan seorang African America.
Bukan sekali ini saja Lieus disidang persamuan aneh mengatas-namakan "chinese representative".
Pasalnya, Presiden Megawati ternyata memanggil Lieus ke istana. Padahal, mereka mengajukan proposal audiensi. Tapi alas, Lieus yang dipanggil Presiden. Lieus membawa beberapa korban penjarahan Mei 98. Kepada Presiden, mereka nyatakan telah memaafkan pelaku penjarahan.
Dunia persilatan (or dunia bandit) geger. Desas-desus ramai. Mereka bilang sejak kapan Lieus jadi "wakil Tionghoa".
Para tokoh dan ketua organisasi berkumpul. Lieus dipanggil. Dengan muka kaku, mereka ngomel. Brigadir Jenderal Teddy Jusuf (Ketua PSMTI) menggulung lengan baju, hendak memukul Lieus.
Aksi pemukulan batal saat Bpk. H. Jusuf Hamka gebrak meja. Dengan nada tinggi, Jusuf Hamka (Kepala Suku Tionghoa Muslim) balik menuding sejak kapan orang-orang ini mewakili dirinya sebagai Tionghoa dan merasa berhak menggelar pengadilan adat untuk Lieus.
Mendukung Ahok atas dasar racial background adalah bentuk vulgar rasisme. Mereka adalah penyakit. Mereka menderita penyakit pikiran. Seperti kata DJ Zhao, "racism is modern disease of the mind."