[portalpiyungan.co] JAKARTA - Presiden Joko Widodo mengundang pemimpin sejumlah ormas Islam untuk hadir di istana, Rabu (9/11) kemarin. Hal itu menyusul tuntutan umat Islam agar Ahok yang menistakan Islam segera ditangkap. Namun tidak semua ormas Islam dapat menghadiri undangan tersebut.
Wakil Ketua Umum Persatuan Islam (Persis), Ustadz JJ. Zaenuddin mengatakan, pihaknya telah menerima undangan dari istana. Namun Persis tidak dapat memenuhi undangan tersebut.
“Kami menghargai langkah Presiden untuk menenangkan suasana dengan mengunjungi dan mengundang pimpinan ormas Islam ke Istana,” ujarnya dalam pesan yang diterima redaksi, Kamis (10/11).
Diakui Zaenuddin, selain faktor kesehatan Ketua Umum, ketidakhadiran Persis di istana sebagai bentuk protes karena langkah istana yang dinilai ingin membenturkan ormas Islam.
“Kami sangat menyayangkan cara presiden dalam memperlakukan para pimpinan Islam yang mengesankan adanya pilih-pilih antara ormas Islam mainstream dengan ormas Islam yang seakan dimarjinalkan,” katanya.
Padahal, lanjutnya, presiden seharusnya mengundang seluruh pimpinan ormas Islam, termasuk para ulama yang memimpin aksi 4 November lalu.
“Seyogianya seluruh elemen Islam adalah bagian dari rakyat Indonesia yang berhak mendapat perhatian, perlakuan, dan pengayoman yang sama dari Kepala Negara,” tandasnya.
Masih kata Zaenuddin, dengan tidak mengirim perwakilan untuk hadir di Istana, Persis ingin menunjukan empati kepada seluruh umat Islam yang kecewa dengan sikap presiden. Keengganan Jokowi menemui delegasi peserta aksi menimbulkan kekecewaan yang sangat dalam. Dia berharap agar sikap tersebut tidak terulang.
“Semoga sikap seperti itu tidak berulang-ulang dilakukan oleh kepala negara yang seharusnya menjadi pemimpin semua kalangan,” pungkasnya.
Sumber: persisalamin.com