[portalpiyungan.co] Tulisan dari ustadz Ahmad Budiman (alumni pelatihan fatwa di Darul Ifta) terkait kedatangan Syeikh Amr Wardani untuk menjadi saksi ahli yang meringankan Ahok dalam Kasus Penistaan Agama.
Share seluas-luasnya biar jadi pelajaran buat kita semua. Meski Syaikhnya akhirnya sudah disuruh pulang dan sudah pulang kembali ke Mesir tapi pelajaran tetap harus kita ambil dan kita hayati hikmahnya....
"Mencari Benang Merah Masalah"
Kemarin, dengan niat menyampaikan masalah yang sebenarnya terjadi di Indonesia, saya datang berniat menemui syeikh Amr Wardani di Kantor Darul Ifta. Saya temui salah seorang guru saya yang biasa memberikan fatwa tertulis via online, bahwa kedatangan Syeikh Amr ke Indonesia kali ini mungkin tidak tepat dan tidak bijak, mengingat akan dipakai sebagai alat oleh sebagian pihak. Setelah panjang lebar dijelaskan, beliau akhirnya juga khawatir dan menyuruh saya segera menemui Syeikh Amr.
Saya temui syeikh lainnya, dan saya ungkapkan apa yang menjadi kerisauan di hati. Kata beliau, Syeikh Amr sudah berangkat ke Indonesia.
Saya percaya, niat Syeikh Amr barangkali baik, yaitu untuk ikut serta menghindari masalah yang lebih besar supaya tidak terjadi di Indonesia. Mengingat perhatian beliau begitu besar trhadap kami mahasiswa Indonesia disini. Bahkan, beliau senang karena angkatan pelatihan Fatwa di Darul ifta tahun ini mayoritasnya adalah orang Indonesia.
Tapi, niat baik kadang jadi alat dan senjata oleh sebagian pihak untuk memenangkan kepentingannya. Dan itulah yang terjadi kini di Indonesia.
Masalah itu bukan ada di fatwa Darul Iftanya, masalah itu juga tidak pada Syeikh Amrnya, masalah juga tidak ada pada fatwa larangan demonstrasi yang bersumber dari Saudi Arabia, tapi benang merah dan akar masalah itu sebenarnya adalah, “APAPUN CARA AKAN DILAKUKAN ASALKAN AHOK TIDAK BERSALAH DAN TIDAK DIPERMASALAHKAN”. Itu inti masalah sebenarnya!
Cara itu bisa dengan memakai fatwa Ulama Saudi, fatwa Ulama Mesir dan ulama lainnya. Seluruh ahli akan didatangkan dari berbagai daerah dan bahkan jika di planet Mars juga ada ulama yang berfatwa yang isinya bisa mendukung Ahok, niscaya tetap akan dijadikan sebagai alat untuk membela Ahok. Mungkin jika fatwa Jin Ifrit juga laku untuk dipakai pada manusia, tentu akan dipakai sebagai bahan penguat selama itu akan memenangkan Ahok.
Inti tujuannya satu, agar supaya Ahok tidak bersalah. Tidak hanya MUI dan Darul Ifta saja yang akan diadu domba, masyarakat Indonesia bahkan umat satu dunia ini pun juga tak akan segan mereka adu domba agar tujuan terlaksana!
Sudahlah, jangan dibela juga orang bersalah itu. Memang seperti itu tipe orangnya. Tidak hanya di Kepulauan Seribu itu saja mulut kasar itu bersuara. Silakan cari dan lihat video berbicaranya sebelum dan sesudah kejadian di Kepulauan Seribu, akan kita temukan hal yang tidak jauh berbeda. Seperti kata Aa Gym, “Teko hanya mengeluarkan isi di dalamnya”. Jika yang keluar warna hitam, itu karena di dalamnya ada kopi. Dan jika yang keluar putih bersih, itu karena di dalamnya ada susu.
Kalau kita sudah paham siapa orangnya, kita akan sepakat, bahwa orang seperti itu, tak layak jadi pemimpin buat kita!
Kairo, 14 November 2016.
Ust. Ahmad Budiman