Menteri Rini: Ada Banyak Komisaris Titipan di BUMN


[portalpiyungan.info] Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui, beberapa pihak banyak yang meminta kepada dirinya agar memasukkan orang-orang pilihan mereka menjadi pengawas atau komisaris di perusahaan pelat merah. Usulannya pun beranekaragam, mulai dari akademisi, pejabat di perusahaan swasta hingga politisi.

(Baca Juga: Penunjukan Badrodin Haiti Jadi Komut Waskita Atas Permintaan Rini)

Dia mengungkapkan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) menjadi salah satu kementerian yang kerap memasukkan orang-orangnya di perusahaan pelat merah. Biasanya, mereka meminta pejabat eselon 1 nya untuk dilibatkan sebagai dewan komisaris dengan tujuan agar dapat mengawasi proyek-proyek BUMN.

"Usulannya banyak dari mana-mana. Ada juga yang tidak terlepas permintaan kementerian lain. Misal Kementerian PU tentu mengharapkan eselon 1 nya bisa dilibatkan untuk melakukan pengawasan pada BUMN yang beraktivitas di konstruksi‎," katanya dalam kunjungan kerja ke Cirebon, Jawa Barat, Senin, 28 November 2016

Mantan Menteri Perindustrian dan Perdagangan (Menperindag) ini menambahkan, pihaknya selalu menerima berbagai masukan dari luar terkait posisi dewan komisaris di perusahaan negara tersebut.

Baginya, hal terpenting adalah orang yang ditunjuk menjadi dewan komisaris mampu melaksanakan tugasnya untuk mengawasi kinerja BUMN.

"Mereka harus bisa secara tim, namanya dewan komisaris, secara dewan dapat menjaga dan mengawasi aktivitas perusahaan. Jadi kebutuhan dewan komisaris ini, makanya suka ganti-ganti nih. Karena kita harus menjaga teamwork nya dalam komisaris itu sendiri. Supaya optimum," tandasnya.

Berbicara mengenai titipan, ternyata ada hal yang tak kalah menarik. Yaitu penempatan mantan Kapolri Jendral Badrodin Haiti sebagai Komisaris Waskita Karya.

Ternyata, penempatan Badrodin Haiti adalah berdasarkan permintaan Menteri Rini, berdasarkan desakan salah satu direktur Waskita Karya.

"‎Permintaan saya.Terus terang Pak Choliq sebenarnya, enggak spesifik nama. Waktu itu direksi datang ke kami, kita nih banyak proyek, kita ada persoalan disini. Jadi kita butuh orang yang punya pengaruh. Yaudah dapat Badrodin, jadi dasarnya itu. Jadi Pak Choliq sedikit frustasi sehubungan dengan itu," ujarnya, sedikit menjelaskan.

Saat ini, imbuh Rini, Waskita banyak sekali membangun jalan tol. Bahkan dibanding Jasamarga, proyek tol yang digarap perseroan jauh lebih banyak. Tak hanya itu, Waskita juga didorong untuk membangun transmisi PT PLN (Persero) yang juga membutuhkan pembebasan lahan.

‎"Waskita juga saya dorong untuk membangun transmisi PLN, yang mereka sekarang lagi membangun 500 km di Sumatera. Bentar lagi tambah 285 km lagi. Nah ini tidak terlepas urusannya secara hukum banyak pembebasan lahan," imbuh dia.

Rini berharap, kehadiran mantan Kapolri di Waskita dapat mempercepat dan menyelesaikan permasalahan tersebut.

"‎Jadi kita merasa ini Pak Badrodin bisa bantu untuk persuate bahwa kepentingan publik harus diutamakan," tandasnya.

Sumber: Lily R F

Baca juga :