[portalpiyungan.co] Dulu banget, sekitar tiga tahun lalu kalau tak salah, ada seorang teman yang curhat ke saya.
“Begini Pak,” ujarnya. “Saya sebenarnya simpatisan PKS. Saya kagum banget pada PKS. Tapi saya menyayangkan, kenapa ada orang seperti Fahri Hamzah (FH) di PKS.”
“Lho, emangnya ada apa dengan Fahri Hamzah?” saya bertanya dengan heran.
“Saya tidak suka gayanya. Style dia itu lho, tidak sesuai dengan karakter PKS sebagai partai dakwah yang santun.”
Kami pun berdebat panjang lebar saat itu. Intinya, si teman ini sebenarnya kagum pada keberanian FH dalam membela kebenaran. Dia sebenarnya setuju bahwa FH orang baik, bersih dari korupsi. Namun karakter FH yang garang, tegas, dan blak-blakan itulah yang membuat si teman ini tidak suka dan tidak simpati pada FH.
Saya kemudian menjelaskan:
“Hm, begini Teman. Allah sudah menciptakan setiap orang dengan karakter yang berbeda-beda. Saat FH diciptakan olehNya dengan karakter yang seperti itu, maka Allah pasti punya maksud dan tujuan tertentu. Allah tak mungkin iseng-iseng, tak mungkin try and error saat menciptakan Fahri Hamzah.
Anda juga pasti setuju, bukan? Bahwa karakter manusia itu ada yang permanen, tak mungkin berubah hingga kita menjadi kakek-kakek sekalipun. Rasanya tidak mungkin mengubah seorang FH yang karakternya garang seperti itu, tiba-tiba menjadi seperti Mahfudz MD yang bicaranya tenang dan penuh sopan santun.
Karakter FH boleh garang, tegas dan blak-blakan. Selama dia berada di jalur yang benar, maka apa yang harus dipermasalahkan? Tak ada!
Jika kita tidak suka pada karakternya, ya itu wajar. Kita punya hak untuk itu. Namanya like and dislike, setuju tidak setuju, pro dan kontra, sangat biasa terjadi dalam hidup ini.
Namun jika kita membenci bahkan memusuhi seseorang hanya karena karakternya yang tidak kita sukai, padahal dia aslinya orang baik dan tak pernah merugikan kita, maka sebenarnya masalah utama ada pada diri kita sendiri. Betul?”
Di zaman dahulu, bahkan ada seorang Sahabat yang karakternya sangat garang dan tegas. Beliau adalah Umar bin Khattab. Karakter beliau sangat bertolak belakang dengan karakter Abu Bakar yang penuh dengan kelembutan.
Allah memang telah menakdirkan Umar bin Khattab berkarakter tegas dan garang. Allah juga telah menakdirkan Abu Bakar berkarakter penuh kelembutan.
Apakah dulu Rasulullah pernah menyuruh Abu Bakar agar menjadi tegas dan garang? Apakah dulu Rasulullah pernah menyuruh Umar bin Khattab agar berubah jadi lembut? Sepengetahuan saya TAK PERNAH.
Rasulullah sangat paham bahwa setiap orang punya karakter yang berbeda-beda. Yang dilakukan oleh beliau adalah memperlakukan setiap orang (termasuk para Sahabat) sesuai dengan karakter mereka masing-masing.
Dakwah butuh orang-orang yang lemah lembuh seperti Abu Bakar. Namun dakwah juga butuh orang-orang yang tegas dan garang seperti Umar bin Khattab. Semua tergantung situasi dan kondisi saja.
Allah tidak mungkin menciptakan karakter manusia yang berbeda-beda tanpa maksud apapun. Pasti ada tujuan, hikmah dan manfaatnya.
Jadi, apakah kita masih membenci Fahri Hamzah hanya karena karakternya yang tidak kita sukai? Jika masih, maka sorry to say jika saya harus berkata, bahwa masalah utama ada pada diri kita sendiri.
Sedangkan jika ada orang yang tidak suka atau merasa gerah oleh kegarangan dan ketegasan FH, mungkin itu karena mereka merasa kepentingannya terganggu, takut jika korupsi dan kebohongannya terbongkar, dan seterusnya.
Bisa jadi, orang-orang yang takut dan gerah ini telah berhasil “mendesak” PKS agar memecat Fahri Hamzah. Ya, bisa jadi. Walau saya pun belum tahu pasti.
(JONRU)
NB: Fahri Hamzah lahir persis di Hari Pahlawan, hari ini, 10 November.
Jika kita tidak suka pada karakternya, ya itu wajar. Kita punya hak untuk itu. Namanya like and dislike, setuju tidak setuju, pro dan kontra, sangat biasa terjadi dalam hidup ini.
Namun jika kita membenci bahkan memusuhi seseorang hanya karena karakternya yang tidak kita sukai, padahal dia aslinya orang baik dan tak pernah merugikan kita, maka sebenarnya masalah utama ada pada diri kita sendiri. Betul?”
Di zaman dahulu, bahkan ada seorang Sahabat yang karakternya sangat garang dan tegas. Beliau adalah Umar bin Khattab. Karakter beliau sangat bertolak belakang dengan karakter Abu Bakar yang penuh dengan kelembutan.
Allah memang telah menakdirkan Umar bin Khattab berkarakter tegas dan garang. Allah juga telah menakdirkan Abu Bakar berkarakter penuh kelembutan.
Apakah dulu Rasulullah pernah menyuruh Abu Bakar agar menjadi tegas dan garang? Apakah dulu Rasulullah pernah menyuruh Umar bin Khattab agar berubah jadi lembut? Sepengetahuan saya TAK PERNAH.
Rasulullah sangat paham bahwa setiap orang punya karakter yang berbeda-beda. Yang dilakukan oleh beliau adalah memperlakukan setiap orang (termasuk para Sahabat) sesuai dengan karakter mereka masing-masing.
Dakwah butuh orang-orang yang lemah lembuh seperti Abu Bakar. Namun dakwah juga butuh orang-orang yang tegas dan garang seperti Umar bin Khattab. Semua tergantung situasi dan kondisi saja.
Allah tidak mungkin menciptakan karakter manusia yang berbeda-beda tanpa maksud apapun. Pasti ada tujuan, hikmah dan manfaatnya.
Jadi, apakah kita masih membenci Fahri Hamzah hanya karena karakternya yang tidak kita sukai? Jika masih, maka sorry to say jika saya harus berkata, bahwa masalah utama ada pada diri kita sendiri.
Sedangkan jika ada orang yang tidak suka atau merasa gerah oleh kegarangan dan ketegasan FH, mungkin itu karena mereka merasa kepentingannya terganggu, takut jika korupsi dan kebohongannya terbongkar, dan seterusnya.
Bisa jadi, orang-orang yang takut dan gerah ini telah berhasil “mendesak” PKS agar memecat Fahri Hamzah. Ya, bisa jadi. Walau saya pun belum tahu pasti.
(JONRU)
NB: Fahri Hamzah lahir persis di Hari Pahlawan, hari ini, 10 November.