[portalpiyungan.co] NEW YORK - Terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat bagi sebagian orang dianggap sebagai musibah, terutama bagi kalangan minoritas: umat Islam dan warga pendatang. Imam masjid asal Indonesia di New York, Shamsi Ali, mengatakan bisa jadi ada berkah tersendiri di balik terpilihnya Trump.
Menurut Shamsi, selama ini masyarakat Muslim Amerika sudah merasa aman dengan dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Walau berbagai kasus Islamofobia tercatat di negara ini, namun jumlahnya tidak sebanding dengan sikap toleransi yang ditunjukan warga AS terhadap Muslim.\
Dengan terpilihnya Trump, imam masjid Jamaica Muslim Center ini mengatakan, masyarakat Muslim AS akan terpacu untuk berdakwah dan membuat strategi baru dalam meluruskan pemahaman anti-Islam di Amerika, terutama di kalangan pendukung Trump.
"Ada blessing in disguise. Kemenangan Donald Trump membuka mata kita bahwa ada pekerjaan rumah yang besar. Kita mencari strategi baru, apakah sudah tepat. Ini membuka mata kita, bahwa mungkin ada beberapa kekurangan dari kita yang harus diperbaiki," kata Shamsi saat ditemui CNN Indonesia di New York, Jumat (11/11).
Shamsi mengaku tidak khawatir perkembangan Islam menurun sejak terpilihnya Trump. Dia mengatakan, walau kasus Islamofobia meningkat belakangan ini, namun perkembangan Islam juga tidak bisa dianggap enteng. Jumlah umat Islam AS terus bertambah, saat ini mencapai 3,3 juta orang.
"Perkembangan Islam tidak terbendung. Bahkan dalam kondisi terjepit Islam terus berkembang," kata Shamsi.
Shamsi mengatakan terpilihnya Trump tidak lebih buruk ketimbang serangan teroris pada 11 September 2001 atau 9/11. Menurut dia, gejolak Trump hanya berlangsung sementara dan akan menjadi tangga untuk semakin berkembangnya Islam.
"Islam itu berkembang jika ditantang. Ibarat bola yang semakin ditekan di dalam air, maka pantulannya akan semakin tinggi," kata Shamsi.
"Pada peristiwa 9/11 banyak yang menyangka Islam telah dikuburkan, Islam telah menemukan kuburannya. Tapi nyatanya Islam berkembang luar biasa di Amerika pasca 9/11," lanjut dia lagi. (den)
Sumber: CNN Indonesia