Negara yang Kehilangan Pemerintah
Oleh: Ferdinand Hutahaean
Eks Relawan Jokowi
Kemunduran Ipoleksosbudhankam
Dua (2) tahun lebih sudah rejim yang dipimpin oleh Presiden RI ke 7 Joko Widodo memerintah. Namun begitu banyak waktu terlewatkan hanya untuk mengurusi kegaduhan demi kegaduhan dan konsolidasi kekuasaan yang tidak kunjung usai. Presiden tidak kunjung selesai memetakan lawan dan kawan, akhirnya terbawa kedalam atmosfir pemerintahan yang tidak kuat strukturnya. Bongkar pasangpun terjadi disemua lini demi mengukuhkan kekuasaan yang belum stabil.
Kita tidak melihat bangsa berjalan berbasis Ideologi. Isu PKI dan serbuan exodus tenaga kerja asing tanpa dokumen khususnya Cina adalah fakta sahih rejim ini memerintah tanpa ideologi.
Perjalanan politik kita memasuki era paling buruk dalam sejarah. Paling buruk karena logika waras atau logika normal tidak berlaku diera ini. Yang berlaku adalah logika suka-suka dan abnormal. Lihat saja bagaimana Setya Novanto yang mengundurkan diri dari kursi Ketua DPR dan bukan diberhentikan atas hasil putusan sidang MKD, sekarang minta dipulihkan jabatannya sebagai ketua DPR. Hanya logika tidak wajar yang bisa menerima ini. Mengundurkan diri, kemudian minta duduk lagi. Sungguh lembaga DPR kehilangan kehormatan.
Begitu juga dengan Ekonomi, Sosial, Budaya, pertahanan dan keamanan, semuanya mengalami kemunduran. Rezim ini sibuk bekerja membentuk opini semata, sibuk membamgun citra diatas kertas dengan dukungan media yang berkolaborasi politik dengan kekuasaan.
Kekuasaan yang Semakin Represif
Dari semua kemunduran dan kegagalan rezim ini, akhirnya memunculkan pergolakan perlawanan terhadap rezim berkuasa, perlawanan yang tidak bersifat kekerasan hingga saat ini. Tidak ada perlawanan keras yang bersifat revolusi hingga kini. Perlawanan masih bersifat kritik, pandangan dan masukan atas kebijakan tidak tepat yang dilakukan rezim.
Kritik dan beberan fakta ke publikpun kini menjadi sasaran represi rezim berkuasa. Dengan revisi super cepat UU ITE, maka kemudian kritik dan beberan fakta kegagalan rezim kemudian akan dengan mudah dibungkam dengan UU ITE. Puluhan situs ditutup tanpa proses peradilan, sebuah sikap otoriter. Sungguh rezim mampu bekerja cepat untuk kepentingan kekuasaan namun bekerja lambat untuk kepentingan negara. Bandingkan dengan revisi UU MIGAS yang sangat mendesak, Rezim ini tidak kunjung menyelesaikannya.
Negara Kehilangan Pemerintah
Di manapun berada, seharusnya pemerintah bekerja untuk negara dengan segala kekurangan dan kelebihan. Namun rezim ini lebih terlihat bekerja hanya untuk menyelamatkan kekuasaan yang sesungguhnya tidak perlu diselamatkan andai pemerintah bekerja dengan benar untuk negara semata. Sungguh Indonesia kini adalah negara yang kehilangan pemerintah.
Semoga presiden segera menyadari ini karena kita semua ingin membangun bangsa ini dengan basis ideologi Pancasila. Kita tidak ingin habiskan waktu hanya untuk mempertahankan kekuasaan yang tidak perlu dipertahankan.