Burhanuddin Muhtadi: Hasil Survei Warga Jakarta Puas Kinerja Ahok, tetapi Tak Mau Memilihnya, Agus-Silvy Unggul


[portalpiyungan.info] JAKARTA - Mimpi buruk yang ditakutkan para pendukung Ahok sepertinya akan jadi kenyataan.

Hasil suvei terbaru yang dirilis lembaga survei kredibel pimpinan Burhanuddin Muhtadi menempatkan petahana Basuki Tjahaja Purnama 'resmi' lengser dari posisi puncak elektabilitas dimana selama ini tak tergoyahkan.

Posisi puncak elektabilitas direbut 'si kuda hitam' dari Cikeas Agus Harimurti Yudhoyono yang di awal kemunculannya sempat diolok-olok oleh pengamat LIPI Ikrar Nusa Bhakti sebagai 'anak ingusan'.

Seperti dilansir Kompas, hasil survei terbaru "Indikator" menyatakan mayoritas warga DKI Jakarta puas terhadap kinerja pemerintahan gubernur petahana Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di berbagai bidang. Namun, mereka dinyatakan tidak akan memilih Ahok pada Pemilihan Kepala Daerah 2017 mendatang.

Kondisi itulah yang membuat elektabilitas Ahok kini sudah tidak lagi berada di urutan pertama.

"Ada perbedaan antara hati dan pikiran. Kepala mereka masih rasional. Mereka puas terhadap kinerja, tapi enggak mau milih," kata Direktur Eksekutif Indikator, Burhanuddin Muhtadi, saat mengumumkan hasil survei di kantornya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (24/11/2016).

Hasil terbaru survei Indikator menempatkan Ahok berada di peringkat kedua dengan elektabilitas 26,2 persen. Ia dikalahkan calon gubernur nomor satu, Agus Harimurti Yudhoyono yang berada di peringkat pertama dengan elektabilitas 30,4 persen.

Namun, Ahok masih mengungguli calon gubernur nomor tiga, Anies Baswedan, yang ada di peringkat ketiga dengan elektabilitas 24,5 persen.

Menurut Burhan, fenomena kepuasan pada kinerja yang tak berbanding lurus terhadap elektabilitas baru kali ini terjadi. Ia menganggapnya sebagai sebagai sesuatu yang menarik dan ingin dijadikannya sebagai sebuah desertasi.

"Kita sudah pengalaman survei ribuan kali, tapi baru kali ini ada data kinerja dan elektabilitas tidak berbanding lurus. Biasanya kalau puas akan memilih lagi," ujar Burhan.

EFEK AL MAIDAH 51 SANGAT DAHSYAT

Dari survei yang dilakukan Indikator, Burhan menyebut faktor utama yang menggerus elektabilitas Ahok adalah pernyataannya mengenai Surat Al Maidah ayat 51.

Pernyataaan Ahok sendiri kemudian menimbulkan demonstrasi besar-besaran dan berujung penetapannya sebagai tersangka kasus dugaan penistaan agama. Burhan menyatakan, kondisi ini yang membuat pemilih menarik dukungannya dari Ahok.

"Mereka puas pada kinerja tapi kepuasan itu terdesak oleh opini yang bergulir selama sebulan terakhir. Itu yang membuat kepuasan tidak serta merta mengarahkan mereka memilih calon yang kinerjanya bagus," kata Burhan.

Menurut Burhan, survei terbaru Indikator dilakukan  pada 15 November sampai 22 November 2016, atau dimulai sehari sebelum Ahok ditetapkan menjadi tersangka dalam kasus dugaan penistaan agama.

Survei dilakukan terhadap 798 responden warga DKI Jakarta yang sudah mempunyai hak pilih. Mereka diwancarai secara tatap muka. Survei dilakukan dengan metode multistage random sampling dengan margin of errror 3,6 persen.

Menurut Burhan, penarikan sampel dilakukan dengan cara flowchart, yakni ada kelurahan di lima kota yang dipilih secara random dengan jumlah proporsional. Di kelurahan terpilih kemudian dipilih lima RT yang juga dilakukan dengan cara random.

Setelah itu, di masing-masing RT dipilih dua KK. Di KK terpilih itu kemudian dipilih satu orang yang sudah memiliki hak pilih. Survei tidak dilakukan di wilayah Kepulauan Seribu karena persentase sampel yang ada di wilayah tersebut dianggap terlalu kecil.

Burhan menyatakan persentase sampel menyesuaikan dengan persentase populasi, baik dalam hal jenis kelamin, agama, suku, dan usia.

"Karena itu kami yakin komposisi sampel meskipun cuma 798 bisa mewakili populasi," kata Burhan.

Burhan menyebut, survei Indikator ini mengunakan anggaran pribadi.

Link: http://megapolitan.kompas.com/read/2016/11/24/16171401/survei.indikator.warga.jakarta.puas.kiner

***

Begitulah dahsyatnya Al-Quran. Dia akan menghinakan siapa yang menghinanya. Dia akan memuliakan siapa yang membelanya.

Maka inilah kenapa Aksi-Aksi Bela Islam lanjutan jilid III dan seterusnya SANGAT DITAKUTKAN AHOKERS karena semakin banyak Aksi maka semakin elektabilitas Ahok menurun drastis.

Aksi Bela Islam BUKAN soal Pilkada, tapi efeknya akan kemana-mana. Maka mereka akan berusaha mencegahnya/menggembosinya dengan berbagai cara

TAPI di atas semua... ALLAH lah sang Maha Kuasa yang akan berlaku segala kehendakNYA.


Baca juga :