[portalpiyungan.info] Wakil Ketua Komite III DPD RI Fahira Idris mengaku, cukup berang dengan peristiwa pengibaran bendera Cina di Pulao Obi, Halmahera Selatan. Dia menegaskan, kejadian itu jangan sampai terulang lagi di masa-masa mendatang.
"Saya ingin pemerintah tegas dan memastikan bahwa insiden pengibaran bendera Cina di Pulau Obi Halmahera Selatan, jadi yang terakhir. Investor Cina itu harus diberi tahu, negeri ini punya hukum yang harus mereka hormati," katanya Ahad 27 November 2016.
"Jangan mentang-mentang sudah investasi di Indonesia, maka seenaknya mengibarkan bendera negara mereka di sini," ucapnya.
Bukan hanya sejajar dengan bendera merah-putih, tapi dirinya membaca di media, kalau ukuran bendera Cina yang dikibarkan lebih besar dari bendera merah putih. Baginya, kejadian ini sudah keterlaluan dan melecehkan. Harus ada peringatan tegas kepada semua investor Cina. Jika perlu, sebelum investasi di sini, mereka ditatar apa saja yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
"Negera ini punya kedaulatan, tidak peduli walau mereka sudah investasi di sini," tegas Fahira.
Pihaknya berharap, agar kejadian ini menjadi pelajaran dan harus ada peringatan keras kepada pihak-pihak yang melanggar.
"Pengibaran bendera ini sudah melanggar hukum kita dan harus ada konsekuensi hukum yang harus mereka tanggung. Pemerintah harus tegas, jangan anggap ini hal yang bisa atau ketidaksengajaan semata," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, adanya pemasangan bendera Cina di Pulau Obi Halmahera Selatan, mendapat kecaman publik di Tanah Air. Pengibaran bendera Cina itu dilakukan oleh PT Wanatiara Persada.
Namun saat ini bendera tersebut sudah diturunkan.