[portalpiyungan.com] Munculnya videotron porno di depan di kantor Wali Kota Jakarta Selatan mendapat tanggapan dari pengamat politik Ahmad Baidhowi.
Ia mengungkapkan bahwa tertayangnya videotorn tersebut merupakan bagian operasi senyap yang dijalankan kubu Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) untuk mengalahkan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni dan Anies-Sandiaga.
“Ini ada kesengajaan, karena setelah peristiwa itu, semua media memberitakan kasus bilboard porno padahal nama Agus Yudhoyono-Sylviana dan Anies-Sandiaga lagi bagus dan media sosial banyak memberitakan,” papar Baidhowi, Senin 3 Oktober 2016.
Ia menilai dengan adanya kasus videotron porno tersebut, berbagai media baik cetak, online, televisi, radio pun lebih menyoroti kasus itu dibanding Agus dan Anies.
“Kalau tidak ada kasus itu, media akan menyoroti sosok Agus Yudhoyono maupun Anies Baswedan,” imbuhnya.
Ia juga mengungkapkan alasan kenapa pendukung Ahok bermain kotor adalah karena berdasarkan survei di media sosial pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni maupun Anies-Sandiaga mengalahkan Ahok-Djarot.
“Indikasi kekalahan Ahok bisa dilihat dari survei di Twitter dan kebanyakan Ahok-Djarot kalah dan ini membuat media pendukung kebingungan dan mencari cara lain dengan operasi senyap tersebut,” pungkasnya.
Selain itu, Baidhowi juga menyinggung perihal alamat kantor operator videotron porno yang terletak di Gedung Kompas Gramedia. Ia mengingatkan agar masyarakat harus kritis dengan kejadian tersebut.
“Kita harus kritis kejadian ini karena kantor operatornya ada di gedung Kompas dan selama ini Kompas dan jaringannya mengindikasikan dukungan ke Ahok,” tutup Baidhowi.