[portalpiyungan.com]Setelah publik dihebohkan dengan dana "hibah" berupa komputer untuk KPUD DKi Jakarta dan wacana pemberian KJP bagi santri yang mondok di pesantren di luar Jakarta, kini Ahok wacanakan pemberian beasiswa bagi mahasiswa melalui program baru, Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) dengan budget fantastis, Rp 2,7 T.
" Ternyata gue salah. Ada hal baru yg dikerjain Ahok untuk dapat tambahan dukungan. Bagi" duit. *eh itu udah lama ding. :)", tulis netizen @awemany mengawali koreksinya untuk Pemprov DKI Jakarta.
Netizen yang dikenal cerdas dan kritis ini pun mulai "menguliti" wacana terbaru Ahok untuk warga Jakarta.
"Udah mulai ngga pede nih Ahok ama yg katanya hasil kerjanya. Bagi-bagi duit ajalah pakek anggaran pemprov. :)," tulisnya lagi.
Program yang menurutnya bagus ini, semestinya dibicarakan secara serius.
"Tapi program yang kayak gini ya musti direncanakan dan dilakukan dengan serius. Ngga cuma buat nyari dukungan doang," imbuhnya.
Kicauan @awemany dibalas oleh @parlindsinurat.
"Pastinya transparan & itu program pemerintah yg bs di audit. Anda keliru kl beasiswa dikaitkan utk tambahan dukungan. Nyinyir mulu!", kicau Parlindungan Sinurat lewat akun twitter @parlindsinurat.
Netizen bernama asli Ardi Wirdamulia ini pun kemudian mulai mengkritisi tajam pendanaan program KJMU.
"Transparan dari Hongkong? Duit 3T dari kompensasi pengembang aja sampai sekarang belum ada dokumen pertanggungjawabannya. :)," balas Ardi.
Salah satu pendukung Ahok keheranan dengan kritik Ardi tentang wacana beasiswa KJMU yang digagas Ahok.
"Ya masa Pemda DKI ga boleh bikin program beasiswa?," tanya @agussari.
Ardi pun menjawab.
"Kalau bikin program serius ya diomongin jauh". Dirembukin ama DPRD. Duit 2.7 T lho ini. Tapi kalo mau kampanye ya bebaaas. :)," balasnya santai.
Ardi, yang dalam blog pribadinya menuliskan sebuah kritik tajam terkait dana kompensasi pengembang, memang sedikit terganggu dengan kebiasaan kebijakan off budget Ahok.
Kebiasaan Ahok menggunakan dana off budget APBD bukan hal baru. Hal ini kerap ditempuh Ahok untuk menghindari kontrol dari DPRD.
Inilah yang kemudian membuat publik cerdas dan kritis seperti Ardi akhirnya bicara lantang.
Kritik Ardi ini juga merupakan bentuk keheranan atas "keributan" pendukung Ahok yang mengomentari pemberian sembako oleh pasangan Agus-Sylvi.
"Ngga ngerti gue. Sembako dari Agus-Sylvi diurusin. Padahal junjungannya mau ngalirin duit 2.7 T yg dikasih judul beasiswa buat mahasiswa,"tulis Ardi.
Seperti diketahui, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta melakukan kerja sama dengan 30 universitas untuk program Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul (KJMU) dengan anggaran Rp 2,7 Triliun.
Melalui program tersebut, nantinya pemilik Kartu Jakarta Pintar (KJP) dapat melanjutkan pendidikannya ke tingkat Perguruan Tinggi. Ahok mengatakan fokus beasiswa adalah bagi siswa yang berhasil masuk ke Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Sementara untuk besaran biaya beasiswa yang akan dikucurkan untuk tiap mahasiswa per tahunnya akan berbeda antara satu kota dengan yang lainnya.
"Kita maunya seluruh perguruan tinggi negeri yang ada di negeri kita ini adalah target kerjasama. Jadi orang Jakarta bisa milih kuliah di mana saja. Kami fokuskan ke perguruan tinggi negeri,' kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Jumat, 21 Oktober 2016.
30 universitas yang melakukan kerja sama KJMU adalah Universitas Islam Sunan Ampel, Universitas Islam Raden Fatah Palembang, Universitas Islam Purwakarta, Universitas Negeri Lampung, Universitas Negeri Semarang, Insititut Seni Budaya Bandung, Universitas Islam Tulungagung, Universitas Sulawesi Barat, Universitas Singaperbangsa Karawang dan Universitas Islam Syekh Nurjati. Universitas Islam Bandung, Universitas Gorontalo, Universitas Veteran Jakarta, Universitas Islam Bandung, Universitas Andalas, Universitas Jenderal Sudirman, Universitas Negeri Tirtayasa, Universitas Islam Salatiga, Universitas Sembilan Belas November Kolaka, Politeknik Bandung dan IAIN Bengkulu. IAIN Matara, UPN Veteran Jawa Timur, UIN Jatim, IAIN Surakarta, Universitas Airlangga, Universitas Pattimura, IAIN Sultan Maulana Hasanudin, STAIN Kediri dan IAIN Lampung.
Dengan jumlah kerjasama dan anggaran sebesar ini, wajar bila publik meminta Ahok harus transparan dan berani menjelaskan asal muasal dana yang digunakan untuk program-program yang muncul mendadak menjelang pilgub ini.
Selain Ardi, ada banyak netizen lain yang mengomentari wacan Ahok ini.
@nurwendo: "Ambil kartunya, jgn pilih orangnya wong itu duit pemda DKI ..".
@vivapalestine3: "udah disetujui DPRD? Atau dari duit reklamasi? Cm nanya..."
@triw39: "coba dicek duitnya drmana"
@bloodyska: "money politics".